Ada suasana yang berbeda ketika menelusuri
trek gowes wisata ke utara kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Rute Minggu pagi
yang sudah terjadwal lama itu, adalah menuju Arboretum Wana Wisata Km, 10, Jl
Soekarno-Hatta. Udara sejuk dan cuaca bersahabat menyambut di sana.
|
Trek dengan kiri kanan pohon |
Untuk menuju
Wana Wisata milik PT Inhutani 1 Unit Balikpapan tersebut tidak terlalu sulit.
Bila mengambil ancang-ancang dari bundaran nol kilometer di Muara Rapak,
jaraknya sekitar 10 Km. Bila dari arah Jl Soekarno-Hatta menuju kota Samarinda,
letaknya di sebelah kiri jalan. Ada gerbang dengan logo
PT Inhutani 1. Dari bibir jalan utama tersebut jaraknya sekitar 1,5 Km.
|
Camping ground |
Perjalanan
pagi itu nyantai-nyantai saja. Berangkat dari Lapangan Merdeka, Jl Jenderal
Sudirman. Melintasi Jl A Yani, Muara Rapak, kemudian menempuh jarak 10 Km ke
Wanawisata, Kelurahan Karang Joang. Tak ada medan berat yang membentang, namun harus
diakui cukup menguras energi.
Begitu
sampai di gerbang Wana Wisata, udara sejuk di antara hijau dedaunan mulai
menyapa. Jalan yang dilintasi lumayan mengasikkan, seperti makadam gitu,
berbatu-baru kecil.
|
Pintu masuk ke camping ground |
Pemandangan pohon-pohon rindang, dan tanaman hutan menjadi
pigura alam yang luar biasa. Bila diperhatikan, selain banyak pohon akasia, ada
juga rotan yang menjuntai dan melilit di antara batang-batang pepohonan. Hijau
di kiri kanan jalan sepanjang mata memandang. Di Wana Wisata ini kita benar-benar
bisa mengeksplorasi suasana alam hutan tropis.
Tujuan saya
ke Wana Wisata tersebut selain bergowes juga punya maksud lain. Yaitu mencabut
singkong di rumah keluarga yang kebetulan mempunyai lahan kebun dan rumah di sekitar Wana Wisata. Sayangnya, acara cabut singkong gagal, lantaran Mas Tugi yang jaga rumah dan kebun tak berada di tempat. Tak apalah,
lain waktu saja. Toh, dua minggu sebelum ini juga sudah mendapat kiriman satu
karung singkong dari kebun di wanawisata.
|
Jalan ke Wana Wisata dengan bebatuan kecil |
|
Peta Wana Wisata |
Wana Wisata
di Km 10 ini pernah menjadi obyek wisata andalan di Balikpapan. Setidaknya
menjadi tempat favorit rekreasi keluarga, tentu selain wisata pantai Manggar
Segarasari di kawasan timur kota Balikpapan. Arboretum Wana Wisata milik salah
satu BUMN bidang kehutanan seluas 15,2 hektare ini menjadi tempat dimana
ditanam berbagai jenis pohon, serta pembibitan. Dan merupakan tempat penelitian
tanaman hutan tropis, atau pendidikan yang berkaitan dengan hutan tanaman industri.
|
Jalan licin banyak daun Akasia |
Di tempat
ini juga terdapat contoh sejumlah jenis hewan yang menjadi kekayaan fauna hutan Kalimantan.
Seperti burung, rusa sambar, dan kera. Namun ada keprihatinan yang mengusik
ketika saya berada disana. Suasananya tidak seperti sepuluh atau limabelas tahun
lalu. Sejumlah fasilitas kini tak memadai lagi. Salah satunya toilet. Kandang
binatang berjumlah enam, kini tinggal dua kandang yang dihuni dua ekor kera. Saat
saya mau memfoto, kera tersebut marah. Matanya melotot. Hah, ganas juga. Sepertinya
kelaparan.
|
Kera ini mungkin lapar |
Setelah
istirahat sejenak di playground dan gazebo kayu yang ada di depan balai
Wanawisata tersebut, saya melanjutkan perjalanan menuju camping ground. Di tempat ini dulu Pramuka sering camping. Saya melihat beberapa anggota Pramuka
sedang melakukan aktivitas latihan baris berbaris.
|
Jamur di camping ground |
Keadaan camping ground juga tak sebaik dulu. Tak
ada lagi bambu China yang tertanam rapi di pinggiran jalan. Yang saya temukan malah jamur-jamur liar. Di
tanah lapang itu kini dijadikan tempat bermain sepak bola oleh anak-anak warga
sekitar. Asik juga ngobrol-ngobrol sejenak dengan bocah-bocah ini. Merekalah
yang menunjukkan arah jalan. Saya mengganggu keasikan mereka sejenak. Mereka
sempat berhenti bal-balan untuk memenuhi
permintaan saya berfoto, padahal skor sudah 7-5.
|
Bocah-bocah di Wana Wisata yang akrab |
Dari sini ada
jalan tembus menuju jalan besar Jl Soekarno-Hatta. Rute ini lumayan mengasikkan
bila dijadikan trek untuk gowes off road
dengan MTB yang fulsus. Melewati jalan setapak dengan pendakian kecil, melewati
kebun penduduk dan rumah-rumah warga.
Saya sempat bertanya
dengan penduduk setempat, dan mendapat informasi bahwa pengunjung Wanawisata
ini diakui terus menurun.
Menempuh
perjalanan dari kota ke Wanawisata rasanya perlu cukup air. Persis disana, saya
kehabisan bekal air. Terpaksa harus minta kepada penduduk sekitar.
‘’Boleh
minta air minumnya ya bu,’’ sapa saya kepada seorang ibu. Saya istirahat
sebentar menggowes persis di depan rumahnya yang terbuat dari kayu dan beratap
seng.
|
Gerbang Wana Wisata |
‘’Ada sih,
tapi airnya dari sumur,’’ katanya. Tak apalah, yang penting bisa menghapus
dahaga. Hm..lumayan juga untuk membasahi kerongkongan dengan air sumur wanawisata,
yang tentu sudah dimasak.
Menggowes di
Wana Wisata ini asik juga. Saya mencoba potong jalur melintas di antara
pepohonan, ada rasa berbeda. Sayangnya, sepeda agak sulit digenjot lantaran permukaan
jalan tebal dengan daun-daun kering akasia yang berguguran. Ban sepeda terasa
licin, dan nyaris saja terjatuh.
|
Soto Kudus |
Tak terasa matahari
mulai meninggi, pertanda hari merambat siang. Saya putuskan untuk kembali ke
kota. Namun harus isi perut dulu. Persis di sebelah kiri gapura Wanawisata di
Jl Soekarno-Hatta, ada warung makan Soto Kudus. Ketika lewat di depannya rasa
lapar mencoba menggoda. Akhirnya mampir. Dan, santap siang pun disana. Hampir semua
menu yang tersaji memancing selera.
Warung Soto
Kudus ini juga menyediakan soto sapi, soto babat, soto ayam, ayam goreng
lalapan, ayam bakar, pecel lele, sate kambing, sate sapi, sate ayam, gule
kambing, tongseng, bakso babat, bakso daging, serta aneka minuman.
|
Salah satu rumah warga di Wana Wisata |
Pilih yang
mana ya? Saya pilih Soto Kudus, dengan nasi putih dan es teh. Ditambah es
kelapa muda. Komplit deh. Tak seberapa lama pesanan pun datang. Langsung
santap, dan hm.., nikmatnya. Rasa letih
seakan-akan langsung hilang ketika lidah mulai mencicipi Soto Kudus di
Wanawisata ini. Sungguh menjadi perjalanan gowes sambil berwisata yang lumayan
menyenangkan. (*)