Kemangi. Pasti sudah banyak yang
tahu. Daun kemangi sering kita temui menjadi pelengkap hidangan menu lalapan di
sejumlah rumah makan. Suka tidak suka, daun kemangi (Ocimum
sanctum) tetap menghiasi di antara menu lalapan. Anda suka?
Ladang kemangi di Desa Lamaru |
Bila
diperhatikan di sejumlah rumah makan, ada juga masyarakat yang tak sudah
kemangi. Meski disajikan di piring. Disentuh pun tidak. Ada juga yang sekadar
mencicipi sehelai dua helai bersama sambel lalapan. Namun ada juga yang melahap
habis, itu kalau yang doyan.
Namun bila
diperhatikan lagi, lebih banyak konsumen yang menyisakan daun kemanginya di
piring santapan. Ini yang sering saya amati di beberapa warung makan ketika
menemui konsumen yang memesan menu lalapan. Saya sebenarnya salah satu yang
tidak terlalu doyan kemangi. Lalapan ini
sebenarnya sebagai pendamping menu utama seperti ayam bakar, ikan bakar, dan
lain-lain. Tak lengkap rasanya lalapan tanpa kemangi, meskipun hanya menjadi
sisipan dari irisan kubis, mentimun dan terung.
Udara sejuk di kebun kemangi |
Soal kemangi
ini, membuat saya penasaran. Siapa pemasoknya? Apakah didatangkan dari luar
daerah, atau ada petani yang menanamnya, khususnya di kota Balikpapan,
Kalimantan Timur. Rasanya menanam kemangi tak kelewat sulit. Saya membuktikan,
tinggal tancap batangnya di sebuah pot bunga yang ada tanahnya, maka tumbuhlah.
Tanpa pupuk. Tentu ini terlepas dari subur dan tidaknya. Atau layak dan
tidaknya dikonsumsi.
Ketika
berbelanja bahan sayuran suatu subuh di Pasar Baru, Balikpapan, saya mendapat
informasi dari seorang pedagang bahwa daun kemangi yang ia jual dipasok dari
Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur. Di pasar, satu ikat daun kemangi
harganya murah berkisar Rp2 ribu. Daun kemangi yang juga dikenal dengan nama Lemon Basil ini sangat mudah ditemukan di pasar, dan tak kenal musiman.
Berawal dari
informasi itulah, saya menjadwalkan gowes ke Kecamatan Lamaru untuk menengok
petani-petani kemangi. Minggu pagi pukul 05.30 Wita, saya sudah ancang-ancang
menuju Lamaru. Mengambil start di Balikpapan Sport and Convention Center, Dome,
di Jl Ruhuy Rahayu, penjelajahan ke Lamaru dimulai.
Dari Dome ke
Desa Lamaru jaraknya tak terlalu jauh, sekira 20 km. Jalannya pun datar-datar
saja. Sepanjang Jl Mulawarman yang saya lintasi tak ada medan yang berat. Perjalanan
ini melewati jembatan sungai Manggar dan pantai wisata Manggar Segarasari.
Ketika
tiba di desa tersebut, saya mulai tengok kiri tengok kanan, mengamati dimana
ada perkebunan kemangi? Begitu bertanya kepada salah seorang warga, maka saya
semakin antusias. Perjalanan bersepeda kali ini ke arah pantai. Melewati jalan
setapak sekira 2 Km, saya sudah mendapati ladang kemangi. Tak jauh dari bibir
pantai.
Harga murah, kemangi berkhasiat bagi kesehatan |
Udaranya
sejuk. Semilir angin pagi di Lamaru itu sedikit demi sedikit mengeringkan
keringat, yang sepanjang perjalanan membasahi badan. Kaos di punggung yang basah
keringat dan melekat di kulit mulai terasa kering.
Suasana di
ladang kemangi sepi, tak banyak aktivitas pagi itu. Hanya ada seorang ibu
petani, namun posisinya jauh dari saya. Ia berada di tengah-tengah kebun
kemangi yang membentang luas di atas tanah hitam. Sulit saya mendekat, karena
tak ada peluang jalan untuk bersepeda. Lagian saya khawatir akan mengganggu
keasikannya bekerja. Dari kejauhan kelihatan ia membungkukkan badan dengan
kepala tertutup caping kerucut, tampaknya sedang mengerjakan sesuatu pada
tanamannya. Praktis, saya tidak mendapatkan informasi tentang bercocoktanam
kemangi.
Pohon kemangi
di sana tersusun rapi. Daunnya tampak segar-segar. Saya pun memetik sehelai,
kemudian mengunyahnya. Rasa daun kemangi di kebun dan di sajian menu lalapan di
warung makan menurut saya berbeda. Sugesti? Tentu tidak. Kalau daun kemangi di
kebun gratis, sedangkan di warung bayar. Itu bedanya!
Berada di
tengah-tengah kebun kemangi, membuat saya lega. Akhirnya lepas rasa penasaran
itu. Setelah rehat sejenak, kemudian saya kembali melanjutkan ke arah kota.
Wangi kemangi masih terngiang sepanjang perjalanan pulang pagi itu.
Setelah saya
membaca sejumlah artikel tentang kemangi, ternyata tanaman ini mempunyai
khasiat yang luar biasa bagi kesehatan manusia. Menurut sejarahnya, kemangi
pernah menjadi tanaman kerajaan di Prancis dan Italia. Bunga dari tanaman ini
dipilih untuk menyatakan cinta. Luar biasa? Nah, bagaimana kalau mencoba
menyatakan cinta ke pasangan Anda dengan bunga kemangi, agar kelihatan romantis
? Bisa jadi pasangan Anda akan tertawa. Atau hanya tersenyum-senyum. Kemudian
berpikir dalam hati, Anda sudah…
Sedangkan di India kemangi
merupakan salah satu tanaman disucikan yang digunakan untuk upacara-upacara
keagamaan. Sementara di Tiongkok, tanaman ini
digunakan sebagai obat infeksi, sakit perut, gigitan ular, serangga, obat demam
dan sebagai obat kanker. Banyak negara lainnya yang juga memanfaatkan tanaman
ini sebagai obat tradisional, seperti Yunani, Filipina, Tanzania, Meksiko, dan
negara-negara Amerika dan Eropa.
Katakan cinta dengan bunga kemangi? |
Menurut
artikel lainnya, John Henry M. dalam bukunya berjudul A Dictionary of Practical Material Medical mengatakan bahwa khasiat
dari daun kemangi atau sari daun kemangi bisa untuk mengatasi penyakit diare,
gangguan pada vagina, nyeri payudara, hingga mengatasi batu ginjal dan
albuminaria.
Sedangkan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Center for New Crops and Plant
Products, Purdue University, AS, membuktikan bahwa daun kemangi berkhasiat
ampuh mengatasi keluhan flu, diare, sakit kepala, cacingan, sembelit, hingga
penyakit ginjal dan jantung.
Setelah
membaca artikel ini, saya tak pernah lagi menyisakan daun kemangi setiap
melahap menu lalapan. Kalau perlu porsinya ditambah. Tapi tidak untuk yang satu
itu; agar dicintai pasangan dengan daun kemangi. (*)