Sinar matahari masih hangat meraba
kulit. Memaksa meneteskan peluh. Suara deru kendaraan lalu lalang di Jl Ruhuy
Rahayu tak bosan meriuh sore itu. Sebagian pengendara berpacu cepat, agar
segera tiba di rumah untuk rehat. Tampak dari mereka berwajah lelah.
Waduk Bendali II di Balikpapan. Ada rasa tenang. |
Sepulang dari kantor sore itu, saya kembali ke rumah untuk
bersiap-siap bergowesria. Tujuan bersepeda kali ini adalah Bendungan Pengendali
(Bendali) II yang letaknya di Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan. Bendali untuk
mengantisipasi banjir kota Balikpapan ini diresmikan oleh M. Jusuf Kalla,
tanggal 9 Februari tahun 2007.
Waduk seluas 37,65 hektare ini sengaja dibuat pemerintah
kota, dengan maksud untuk menampung luapan air, yang bila debet hujan tinggi dan
berlangsung lebih dari empat jam berpotensi akan terjadi banjir di kota,
terutama di Kelurahan Sepinggan. Aliran sungai kecil dari waduk ini hilirnya di
Sungai Sepinggan, persis di samping Bandar Udara Sepinggan.
Trek menuju Bendali II dengan sepeda tidak terlalu sulit. Jaraknya
tak begitu jauh bila ditempuh dari Balikpapan Sport and Convention Center
(BSCC) atau sering disebut Dome yang terletak di Jl Ruhuy Rahayu, Kelurahan
Gunung Bahagia. Namun bila mengambil rute dari jantung kota, terasa agak jauh.
Dari bilangan The Plaza Balikpapan misalnya, tentu dibutuhkan tenaga ekstra.
Sebab, untuk menuju ke Bendali II, ada beberapa jalur yang mesti dilewati.
Sebut saja, Jl Jenderal Sudirman, Jl MT Haryono, kemudian menuju Jl Ruhuy
Rahayu.
Ada pedesterian, taman dan gazebo di sekitar Bendali II |
Secara jarak sebenarnya tak begitu jauh. Sekira 15 km. Namun
medan yang harus ditempuh lumayan berat. Setidaknya, ada dua jalan tanjakan di
Jl MT Haryono yang menghadang, dan satu jalan menanjak di Jl Ruhuy Rahayu.
Namun tanjakan ini bukan menjadi masalah berarti bagi mereka yang rajin bersepeda
jarak jauh.
Untuk memperpendek jarak tempuh, ada alternatif lain. Yaitu
rute berawal dari Mal Balikpapan Baru yang terletak di kompleks perumahan elit
Balikpapan Baru. Kalau mau lebih dekat, bisa mengambil ancang-ancang dari BSCC
atau Dome di Jl Ruhuy Rahayu. Jaraknya cukup pendek. Dan saya mencoba di jarak
pendek ini.
Untuk menuju Bendali II dari Dome, kita hanya butuh waktu
sekira 15 menit. Dari Jl Ruhuy Rahayu depan Dome, menuju Jl Abdi Praja (di
belakang SMA Negeri 5), kemudian mengarah ke perumahan Perusda. Ke arah kanan,
ada sedikit tanjakan untuk kemudian menyisir Jl Delima. Setelah itu arah menurun menuju Jl Safir VI, melewati
perumahan penduduk.
Pintu air dan pengukur ketinggian air |
Dari sini akan nampak jalan kecil menanjak. Lagi-lagi bagi yang
biasa memacu sepeda bukan menjadi persoalan. Tentu, bagi yang tidak biasa, mau
tak mau harus menuntun sepedanya untuk menuju bukit di mana pintu gerbang
Bendali II berdiri kokoh. Saya termasuk yang tak mampu. Meski jarak dari Dome
ke Bendali II relatif pendek, namun cukup memeras peluh hingga bercucuran.
Udara di sekitar Bendali II cukup segar. Baik pagi hari
maupun sore hari. Masyarakat sekitar banyak memanfaatkan waduk ini untuk
jalan-jalan sore. Ada juga yang sekadar menyalurkan hobinya memancing. Tak
jarang juga dimanfaatkan oleh para fotografer profesional untuk dijadikan objek
Prewedding. Ada pula yang syuting untuk video klip. Tahun 2009, saya pernah
memanfaatkan pemandangan waduk ini untuk stock
shoot sebuah video klip kelompok
musik lokal.
Sebelum menjadi Bendali, lahan di sekitar ini merupakan
dataran rendah yang diapit dua bukit. Kini, setelah Bendali II dibangun, tempat
ini dapat dijadikan objek wisata. Sayangnya, wadah ini belum tersentuh maksimal
oleh instansi berkompeten. Bentangan bendungan yang dijadikan jalan memanjang dengan
pagar kiri-kanan juga dapat dijadikan untuk objek foto. Begitu juga dengan
taman di bawah bendungan, dimana ada sejumlah tanaman dan pos-pos kecil.
Sayangnya kurang terawat. Ilalang subur merambat di sana-sini.
Bendali II ini mempunyai tiga pintu air, yang dapat dikendalikan
sewaktu-waktu bila debet air meninggi. Batas terendah kedalaman air di waduk
ini sekitar enam meter. Selain itu, di kawasan ini ada bangunan kayu semacam
gazebo. Di tempat ini sering dimanfaatkan untuk acara-acara seremonial, seperti
pekan penghijauan dan lain-lain. Kawasan Bendali II tersebut dibawah pengawasan
atau pemeliharaan Kodim 0905/Bpp.
Selain dimanfaatkan waga sekitar RT 113 Kelurahan Sepinggan
untuk memancing, air waduk juga difungsikan untuk keperluan sehari-hari.
Masyarakat menggunakan pompa air, yang kemudian disalurkan ke water treatment.
Di Bendali II sebenarnya ada larangan untuk berenang. Namun
tak jarang anak-anak usia SD bersenang-senang di tempat ini. Karena airnya
cukup dalam, waduk ini dianggap berbahaya bagi anak-anak. Peristiwa naas
terjadi 16 Desember 2009, dimana seorang bocah tewas tenggelam di tempat ini.
Pohon Mente |
Pemandangan Bendali II masih asri, dikelilingi rimbun pohon
dan tanaman hasil penghijauan. Letaknya juga berbatasan dengan perumahan
Regency. Bila berkunjung ke tempat ini, tentu ada suasana yang berbeda. Cukup
tenang, karena agak jauh dari jalan, tak ada suara deru kendaraan.
Berlama-lama di wadah ini memang ada kenikmatan tersendiri.
Ada rasa damai. Namun ketika petang perlahan segera beranjak malam, suasana di
sekitar waduk kian terasa sepi. Hening menghadang. Saya tak punya nyali untuk
meramaikan suasana hati.
Ada cerita mistik dari warga sekitar. Di sebelah kiri gerbang
Bendali II terdapat gundukan tanah dimana terdapat pohon jambu mente (jambu
monyet) yang daunnya lumayan rindang. Saat proyek Bendali II dimulai, tak ada
yang berhasil merobohkan pohon tersebut. Bahkan kabarnya, ada pekerja yang
sakit setelah mencoba menebangnya. Walahualam. (*)