Rombongan
RGC di sekitar lokasi pembangunan CBD sebelum menerabas jalur offroad. |
PUKUL 16.45 Wita sebagian peserta RGC
sudah berkumpul di parkiran CBD dengan tunggangannya masing-masing. Satu
persatu peserta datang. Ada yang menggowes dari rumah dan kantor, ada juga yang
datang dengan kendaraan roda empat.
Kami
disambut Presiden Direktur CBD Balikpapan Suyanto Chandra, Operasional Director
CBD Ronny LHDA, dan Deputy Director CBD Ihya Nasution. Terlibat bincang-bincang
kecil, Direktur Kaltim Post Tatang Setyawan, manager iklan Syarifuddin Sariman,
dan leader RGC Prihandoyo. Ronny LHDA yang juga sesepuh RGC sore itu tak ikut
gowes.
Rute offroad membutuhkan stamina |
Sebelum
start, peserta RGC lebih dulu foto bareng. Ini kebiasaan wajib kami untuk
sekadar narsis di koran. Setelah itu gowes dimulai pukul 17.00 Wita. Seperti
biasa, leader Prihandoyo yang akrab dipanggil Pak Yoyok berada di urutan paling
depan. Ia memimpin iring-iringan limapuluhan pegiat sepeda gunung ini.
Kemana
jalurnya? Rute offroad yang menantang.
Ya, ini memang sudah menjadi ciri khas peserta RGC saban Rabu sore. Trek yang dilintasi kali ini adalah sebagian dari
rute Jambore Sepeda Nasional gawe Kaltim Post dan Le Grandeur 24 November 2013
lalu, yang juga finish-nya di CBD. Perusahaan properti di bawah payung MGM Land
ini sudah kesekian kalinya menjadi host Rabu Gowes.
Penggowes
sore itu diawali dengan mencicipi tanjakan on
road di Jl Praja belakang SMA 5, kemudian disusul tanjakan kedua arah
menuju perumahan PT HER. Mantap! Di dua tanjakan ini peserta sudah mengeluarkan
keringat jagung. Sesampai di atas bukit nafas pun sudah tersengal-sengal. Sebagian
buru-buru menenggak air bekalnya. Tapi tak mengapa. Ini baru loading awal. Masih ada trek menantang
yang lebih menguji andrenalin.
Selepas
tanjakan PT HER, barulah bubuhan RGC
main-main di full offroad. Menyenangkan. Ada yang memancal cepat sepedanya, ada
juga yang medium dan agak nyantai. Yang penting beriringan dan sampai pada
waktunya.
Mengikuti
naluri, bila ada jalur offroad yang
lumayan menantang, selalu saja ada sebagian peserta yang mengambil rute alternatif
untuk memperpendek jarak. Lagi-lagi tak masalah. Ini sudah menjadi kesepakatan
tak tertulis, artinya bagi yang kurang fit boleh mengambil jalan pintas.
Cilakanya, “potong
jalan” yang diambil kawan-kawan divisi iklan Kaltim Post sore itu sedikit mengecoh.
Dipandu Hengky Kawan Bike, rombongan kecil ini malah tersesat. Termasuk di antaranya
Direktur Kaltim Post Tatang Setiawan. Meski tersesat, mereka malah
tertawa-tawa.
Semangat di tanjakan single track |
Sementara di
rombongan depan seperti cuek, tak toleh ke belakang. Terus memacu sepedanya. Cepat.
Persis di persimpangan jalan di atas bukit, rombongan laju ini berhenti sejenak
menunggu kawan-kawan berikutnya. Jeda lima menit, ramai-ramai kembali
menggowes. Melewati tanjakan demi tanjakan, peluh tak kompromi lagi, terus
membasahi jersey masing-masing.
Ada juga
jalur makadam dan single track yang
mesti memperlambat kecepatan sepeda. Lumayan untuk cooling down. Syukurnya sore itu cuaca sangat bersahabat. Andaisaja
hujan --atau sehari sebelumnya hujan--, bakalan gawat. Rute-rute ini sulit
digowes lantaran tanah liat menjadi goyor, alias lumpur. Ban sepeda pontensi jadi
“donat”. Tapi itu tak terjadi. Yang agak merepotkan sore itu, sepanjang rute
debu bertebaran. Ini di luar dugaan, peserta pun tak ada yang bawa masker.
Tak lama
berselang insiden kecil terjadi. Leader
Pak Yoyok terjungkal. Dasyat juga. Ban depan sepeda tertancap di lumpur,
sementara ban belakang terangkat ke atas nyaris 90 derajat. Penunggangnya (Pak
Yoyok) terpental ke depan. Terbaring, tatapannya ke langit beberapa saat,
kemudian bangkit. Pak Yoyok tak langsung berdiri. Ia duduk sebentar, kemudian
mengamati anggota tubuhnya. Dengkulnya terluka. Tapi hanya lecet biasa.
Kejadian ini
akhirnya memperlambat perjalanan sore itu. Semua peserta terhenti, dan
memberikan semangat sang leader. Tapi ada juga yang bercanda. Pak Yoyok memang
sedang beradaptasi dengan sepeda Merida-nya
yang baru dengan rim ukuran 27,5. “Kayaknya belum selamatan, pantas saja
terjungkal,” canda salah satu peserta. Disambut gerr yang lain.
“Ini kali
pertama Pak Yoyok jatuh sejak sepada baru ya?” goda yang lain, dan diiyakan
dengan menganggukkan kepala. Dua minggu lalu Yoyok juga sempat mengalami kram
kaki. Ini juga bagian dari adaptasi dari rim 26 ke rim 27.5.
Rombongan
pun meneruskan perjalanan mengejar petang. Beberapa tanjakan double track yang permukaan tak rata
terlewati dengan baik. Tenaga
kawan-kawan terkuras saat menelurusi jalan cor-coran tanjakan beberapa puluh
meter yang nyaris berbentuk leter S, ke arah jalan raya. Dan inilah ujian
terakhir RGC, tanjakan single track
depan Polda Jl Syarifuddin Yoes. Dijamin, bila saja penggowes pemula tak akan
lolos melintasi jalur tanjakan ini. Namun hampir semua peserta RGC sempurna
melewatinya, meskipun ekspresi wajahnya berbeda-beda.
Yoyok ketika masih pakai rim 26 |
Roda
sepeda milik Doddy dari Balikpapan
Freeride lebih awal menancap di garis finish. Ia bukan menggenjot dengan MTB,
tapi roadbike, alias sepeda balap Cannondale
2014 seberat 8 kg yang baru dari Surabaya.
Aneh memang.
Rute offroad tapi memakai roadbike. Ada-ada saja. “Saya mau coba offroad,’’ katanya singkat. Ya,
silahkan.
DI RGC Rabu
itu, selain Doddy, Lufti dan Deddy Taufik juga menjajal rute dengan roadbike. “Tembus satu jam,’’ kata Doddy
yang juga penggemar downhill ini.
Rute yang ditempuh sore hanya sekitar 9 km.
Satu per satu
peserta sampai garis akhir dengan wajah letih. Berbeda dengan Junaidi. Si ‘’macan” tanjakan itu malah standing up dengan roda satu.
Setelah
berkumpul di finish bubuhan RGC ini membasahi
kerongkongan dan menyantap sajian makanan kecil dari CBD. Sembari rehat sebagian
anggota RGC menanyakan keberadaan Yusuf (Ketua KGB). “Mana Pak Yusuf kok belum
datang ya?” kata salah seorang kawan.
Ternyata
Yusuf datang terakhir. “Ban anak saya bocor, makanya saya nungguin di
belakang,’’ ujarnya memberikan alasan. Yang dimaksudnya adalah Lutfi, junior downhill yang hari itu
menunggangi roadbike.
Ternyata
bukan rombongan Yusuf yang datang terakhir. Ada lagi. Yaitu Latief, dari Blue
Bike Community. “Yang penting sampai finish,” selorohnya enteng.
Usai rehat
dan mengedarkan absen peserta, kami pun bubar satu persatu kembali ke rumah
masing-masing. Sampai jumpa di RGC Rabu depan. “Rencana gowes minggu depan di
Hotel Aston, jangan lupa ya,” kata Ocky Muda Saputra dari Blue Bike Community
(BBC) mengingatkan. (*)