30 September
2012, Pukul 06.00 Wita
Tugu Karanganyar perlu sentuhan |
Agenda gowes pagi ini tak
ada yang istimewa. Sekadar keliling kota. Berangkat dari Lapangan Merdeka,
kemudian meluncur ke Jl Jenderal Sudirman, melewati depan Monpera (Monumen
Perjuangan Rakyat Kalimantan), menyusuri depan kantor walikota, kemudian
berbelok ke kiri trafficlight persis
di depan The Plaza Balikpapan, lantas melintasi sepanjang Jl A Yani (Gunung
Sari-Radio-Karang Jati-Tanah Abang). Jalan masih sepi kendaraan. Toko-toko
belum buka. Beberapa penjaja Nasi Kuning di pinggir jalan mulai sibuk melayani
pembelinya. Sesampai di bundaran titik nol kilometer, Muara Rapak, belok ke
arah kiri. Terus mengayuh sepeda ke arah Karang Anyar hingga di pertigaan trafficlight
arah ke Jl Yos Sudarso (dulu namanya Jalan Minyak).
Pukul 06.32
Wita
Berhenti persis di
pertigaan trafficlight. Tengok
kiri-tengok kanan, lalu menyeberang menuju sebuah tugu. Saya membaca di papan
bercat merah putih tertulis: Tugu Peringatan Peristiwa Demonstrasi Rakyat
Balikpapan. Tanggal 13 Nopember 1945. Jam 08.00 Wita di Kampoeng Karang Anyar
Balikpapan.
Pagar besi tak terkunci.
Pintunya sedikit terbuka. Saya mendorongnya kemudian masuk.
Ada bendera Merah Putih
kusam berdebu, berkibar malu-malu di tiang bendera yang tak terlalu tinggi.
Sudah berapa lama bendera ini tak diganti? Ada kesan tak terawat.
Ada kesan tak terawat |
Di sebelahnya ada batu
berbentuk kotak yang dilapisi keramik berwarna coklat dengan panjang sekitar
160 sentimeter, lebar 120 sentimeter serta tinggi 120 sentimeter. Di atasnya
ada prasasti dari batu marmer hitam. Tertulis; Nama-nama yang Ikut Serta dalam
Peristiwa Demonstrasi Rakyat Balikpapan 13 Nopember 1945 jam 8 Pagi di Kampong
Karang Anyar.
Dalam tinta emas terpahat,
nama-nama pelopor demo. Ada 10 nama, yaitu Abdul Muthalib, Achmad Nalpin, Gani
Jala, Jahya, Raden Ahmad, Hussen Yusuf, Supomo, Asnawi Musa, Yusuf Rani, dan
Abdul Rahim Nur.
Rumput liar |
Siapa yang peduli? |
Tugu peringatan ini
dikelilingi pagar besi. Berlantai keramik putih dengan lebar sekira 300
sentimeter dan panjang 480 sentimeter. Ada kesan tugu peringatan ini tak
tersentuh perawatan. Bahkan lantainya ditumbuhi rumput liar. Tampak juga bibit pohon
beringin meringsek di sisi pagar. Kondisi tugu ini sangat memprihatinkan. Siapa
yang bertanggungjawab?
Pukul 07.34
Wita.
Saya bergegas meninggalkan
Tugu Peringatan, menggenjot sepeda ke arah Jl Yos Sudarso, menuju Lapangan
Merdeka. Sepanjang jalan bertanya-tanya dalam hati. Sudahkah pemerintah peduli
atas tugu tersebut? Hanya sebatas itukah kita mengenang jasa-jasa mereka yang
telah mendahului kita? Siapa yang bisa menjawabnya?
andaikan pahlawan, ku tak ingin dikenang
darahku tumpah, merah menyalak
andaikan pejuang, ku tak perlu dipuja
semangatku berkobar, terbakar membara
demi merah putihku,
telapakku berpijak antara darah dan mesiu
ragaku, amarahmu
nadiku, pelurumu
nestapaku bukan apa-apa
namaku tak pantas terpahat
30 September 2012