Penggila sepeda gunung Balikpapan mendapat tantangan berbeda. Kali ini mereka menjajal trek panjang perkebunan karet di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Cross country Sarabakawa-Kalimantan 2014 diikuti seribu lebih goweser. Menempuh jarak sekira 49 Km.
Tak ada alternatif jalur, sungai pun diseberangi |
Untuk menuju Tabalong rombongan goweser Kota Minyak ini menempuh jalur darat kurang lebih tujuh jam, dari Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU), melintas Tanah Grogot Kabupaten Paser, dan menuju Tanjung, Kalsel.
Semangat sebelum gowes offroad |
Dari hotel sekira 2 Km menuju tempat perhelatan di Lapangan Pendopo Bersinar Pembataan. Acara prakarsa Polres Tabalong itu sendiri berlangsung Minggu pagi (23/11), pukul 08.00 Wita. Seribu lebih pesepeda berkumpul di Pendopo. Mereka datang dari Kaltim, Kalbar, Kalteng, Jatim dan Kalsel sebagai tuan rumah.
Ada yang mengikuti funbike jarak pendek sekira 9 Km, dan ada yang mengambil tantangan di cross country dengan rute sepanjang 40 km lebih. Puluhan peserta dari Balikpapan menjajal sepeda lintas alam.
Melintasi sumur minyak Tabalong |
Bagi pegowes Balikpapan, rute offroad yang dijajal tersebut bukan termasuk kategori ekstrem. Jalannya flat, tanpa tantangan tanjakan yang meletihkan. “Teman-teman di Balikpapan biasa dengan gowes tanjakan, justru di Tabalong rutenya datar saja,” ujar Prihandoyo, leader RGC.
Bila digowes jembatan goyang kiri goyang kanan |
Di perkebunan tersebut banyak ditemui tikungan tajam yang licin. Ini memerlukan technical mumpuni. Turunan pendek di apit pepohonan yang banyak menyembul akar pohon membuat sepeda seakan-akan remnya blong.
“Banyak akar pohon karet, kalau tidak hati-hati bisa jatuh,” ujar Julak Yayan, pesepeda gaek yang acap menjuarai ekshibisi MTB di luar Kalimantan.
Antre tuntunbike di jembantan gantung |
Di tengah perkebunan luas ini sudah ada belasan peserta tuan rumah harus rehat, lantaran diserang kram kaki. Sebagian drop. Bahkan goweser Bebetkarebat dari RGC harus ‘’rela’’ terjun ke sungai kecil. “Saya gak nyangka ada kayu menghalang di jembatan, ban depan tergelicir. Kecebur deh,” ujar pesepeda berbadan tambun ini. Ada beberapa jembatan kecil dari kayu yang memerlukan kehati-hatian.
Trek asik di kebun karet |
Ada pun tantangan yang jarang ditemukan di Kaltim, yaitu ketika melintasi jembatan gantung seperti canopy bridge di Bukit Bangkirai. Jembatan sepanjang 40 meter yang menghubungkan dua desa itu satu-satunya jalur yang dipergunakan warga sekitar.
Undangan panitia cross country |
Begitu juga saat penggila MTB ini melintasi single track di pematang yang lebarnya sekira 40 sentimeter. Kalau tidak konsentrasi bisa tercebur ke tambak. Tak sedikit peserta terpaksa tuntunbike di jalur ini. Selain letih, menghindari terperosok ke tambak. Pilihan terbaik.
Sekalipun rute yang dilintasi tidak “seganas” jambore sepeda gunung yang biasa digeber di Kaltim, namun trek Tabalong yang mayoritas terpayungi pepohonan diakui cukup menyenangkan. Cross country kali ini tidak bersifat kompetisi, namun goweser Balikpapan menjadikannya ajang uji endurance menggilas trek offroad dengan memimpin iring-iringan untuk menyelesaikan rute puluhan kilometer tersebut, khususnya komunitas dari Mud-hogs (MH) yang digawangi Arbain. Di rombongan ini ada juga goweser senior Jack Baronet, Syaiful, dan Julak Yayan.
Pagi-pagi mejeng bareng di depan Hotel Aston Tabalong |
Menurut panitia, rute yang ditempuh peserta mencapai 49 km. “Tapi menurut catatan di sepeda saya hanya sekitar 42,3 kilometer,” ujar Ali Rofiin. Apapun-lah, yang penting cross country kali ini meninggalkan kesan positif. Apalagi pendaftarannya gratis-tis.
Sampai di Pendopo peserta disambut hiburan musik, serta pembagian doorprize yang berlangsung hingga pukul empat sore. Hadiahnya ada dua sepeda motor, lemari es, TV dan puluhan sepeda gunung. Sebelum bendera start diangkat paginya, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani juga hadir di antara ribuan penunggang sapida tinjak untuk memberikan semangat tamu-tamu di bumi sarbakawa. (*)