Senin, 12 Januari 2015

Rem Blong di Tabalong

Penggila sepeda gunung Balikpapan mendapat tantangan berbeda. Kali ini mereka menjajal trek panjang perkebunan karet di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Cross country Sarabakawa-Kalimantan 2014 diikuti seribu lebih goweser. Menempuh jarak sekira 49 Km.


Tak ada alternatif jalur, sungai pun diseberangi
Ada enam komunitas MTB (mountain bike) dari Balikpapan yang ambil bagian di event memeriahkan HUT Tabalong ke-49 yang jatuh tanggal 1 Desember 2014 tersebut. Masing-masing, Kawan Bike Shop (KBS) Team, Aquatic 128, Mud-hogs, A-Team, Hospital Bicycle (Hobic), Blue Bike Community (BBC), Komunitas Gowes Balikpapan (KGB), dan Nekadxbike Community. Pegiat sepeda ini biasa berhimpun di Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim Post.

Untuk menuju Tabalong rombongan goweser Kota Minyak ini menempuh jalur darat kurang lebih tujuh jam, dari Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU), melintas Tanah Grogot Kabupaten Paser, dan menuju Tanjung, Kalsel.


Semangat sebelum gowes offroad
Sebagian besar rombongan menginap di Aston Tanjung City. Hotel ini letaknya di jalan Mabuun, Kecamatan Murung Pudak, tak jauh dari tugu Tanjung Puri Mabuun yang menjadi icon Tabalong.

Dari hotel sekira 2 Km menuju tempat perhelatan di Lapangan Pendopo Bersinar Pembataan. Acara prakarsa Polres Tabalong itu sendiri berlangsung Minggu pagi (23/11), pukul 08.00 Wita. Seribu lebih pesepeda berkumpul di Pendopo. Mereka datang dari Kaltim, Kalbar, Kalteng, Jatim dan Kalsel sebagai tuan rumah.

Ada yang mengikuti funbike jarak pendek sekira 9 Km, dan ada yang mengambil tantangan di cross country dengan rute sepanjang 40 km lebih. Puluhan peserta dari Balikpapan menjajal sepeda lintas alam.



Melintasi sumur minyak Tabalong
Untuk rute sepeda santai melewati Kelurahan Pembataan, Kelurahan Sulingan, Desa Tanta Hulu, Tanjung Selatan dan kembali ke Pendopo. Sedangkan trek cross country melantas jalan-jalan setapak di Desa Masukau, perkebunan karet, Desa Kambitin dan berakhir di Lapangan Pendopo Bersinar.

Bagi pegowes Balikpapan, rute offroad yang dijajal tersebut bukan termasuk kategori ekstrem. Jalannya flat, tanpa tantangan tanjakan yang meletihkan. “Teman-teman di Balikpapan biasa dengan gowes tanjakan, justru di Tabalong rutenya datar saja,” ujar Prihandoyo, leader RGC.


Bila digowes jembatan goyang kiri goyang kanan
Meski begitu, stamina bubuhan Balikpapan tetap terkuras di saat membabat trek tanah, bebatuan dan beraspal. Sebagian besar mereka memacu cepat tunggangannya. Menggilas double track bebas hambatan, kemudian meranggas di jalur single track perkebunan karet yang padat.

Di perkebunan tersebut banyak ditemui tikungan tajam yang licin. Ini memerlukan technical mumpuni. Turunan pendek di apit pepohonan yang banyak menyembul akar pohon membuat sepeda seakan-akan remnya blong.

“Banyak akar pohon karet, kalau tidak hati-hati bisa jatuh,” ujar Julak Yayan, pesepeda gaek yang acap menjuarai ekshibisi MTB di luar Kalimantan.


Antre tuntunbike di jembantan gantung
Dan benar adanya. Bukan satu dua orang saja goweser Balikpapan harus terpelanting. Jatuh-bangun, kemudian melanjutkan perjalanan dengan lebih berhati-hati menerobos perkebunan rindang yang suasananya terkesan agak serem. “Saya terpental setelah menabrak “sesuatu” yang besar di kebun karet,” kata Desta Dinnatan.

Di tengah perkebunan luas ini sudah ada belasan peserta tuan rumah harus rehat, lantaran diserang kram kaki. Sebagian drop. Bahkan goweser Bebetkarebat dari RGC harus ‘’rela’’ terjun ke sungai kecil. “Saya gak nyangka ada kayu menghalang di jembatan, ban depan tergelicir. Kecebur deh,” ujar pesepeda berbadan tambun ini. Ada beberapa jembatan kecil dari kayu yang memerlukan kehati-hatian.


Trek asik di kebun karet
Pada trek menantang sebelumnya, peserta harus menerabas anak sungai. Sebagian tetap memaksa mengayuh sepeda, menerjang arus air sungai setinggi paha. Selebihnya memikul sepedanya masing-masing. “Saya lupa, ternyata handphone saya di saku celana. Basah semua. Rusak deh..” ujar Sanuri, goweser dari BBS yang bergabung di Hobic pimpinan Dr. Aspian Noor Arbain SpOG.

Ada pun tantangan yang jarang ditemukan di Kaltim, yaitu ketika melintasi jembatan gantung seperti canopy bridge di Bukit Bangkirai. Jembatan sepanjang 40 meter yang menghubungkan dua desa itu satu-satunya jalur yang dipergunakan warga sekitar. 


Undangan panitia cross country
Jembatan berlandasan papan ini tentu didesain bukan untuk beban berat. Ketika ratusan goweser memadat saling mendahului di badan jembatan selebar dua meteran itu, jembatan berayun-ayun ke kiri dan kanan. Membuat keder. Benar-benar mengkhawatirkan. Akhirnya diatur harus melintasi satu persatu, antre-lah. “Pelan-pelan saja, yang penting aman,” kata Herson Acun dari Aquatic 128.

Begitu juga saat penggila MTB ini melintasi single track di pematang yang lebarnya sekira 40 sentimeter. Kalau tidak konsentrasi bisa tercebur ke tambak. Tak sedikit peserta terpaksa tuntunbike di jalur ini. Selain letih, menghindari terperosok ke tambak. Pilihan terbaik.

Sekalipun rute yang dilintasi tidak “seganas” jambore sepeda gunung yang biasa digeber di Kaltim, namun trek Tabalong yang mayoritas terpayungi pepohonan diakui cukup menyenangkan. Cross country kali ini tidak bersifat kompetisi, namun goweser Balikpapan menjadikannya ajang uji endurance menggilas trek offroad dengan memimpin iring-iringan untuk menyelesaikan rute puluhan kilometer tersebut, khususnya komunitas dari Mud-hogs (MH) yang digawangi Arbain. Di rombongan ini ada juga goweser senior Jack Baronet, Syaiful, dan Julak Yayan.


Pagi-pagi mejeng bareng di depan Hotel Aston Tabalong
Goweser Firman Hidayat dan Jonish dari MH melesat cepat hingga ke finish dalam waktu hampir dua jam. Tangguhnya, Firman yang juga atlet peraih Perak di Porprov Kaltim 2014 ini juga memancal sepedanya dari Balikpapan menuju Tabalong.

Menurut panitia, rute yang ditempuh peserta mencapai 49 km. “Tapi menurut catatan di sepeda saya hanya sekitar 42,3 kilometer,” ujar Ali Rofiin. Apapun-lah, yang penting cross country kali ini meninggalkan kesan positif. Apalagi pendaftarannya gratis-tis.

Sampai di Pendopo peserta disambut hiburan musik, serta pembagian doorprize yang berlangsung hingga pukul empat sore. Hadiahnya ada dua sepeda motor, lemari es, TV dan puluhan sepeda gunung. Sebelum bendera start diangkat paginya, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani juga hadir di antara ribuan penunggang sapida tinjak untuk memberikan semangat tamu-tamu di bumi sarbakawa. (*)