Minggu, 03 Januari 2016

Gasak Rute Baru di Waru

Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim Post yang menghimpun sejumlah komunitas sepeda gunung kembali menggelar ekstra gowes. Kali ini menggasak rute menantang di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).


Di Waduk Waru sekira 35 Km dari demaga Penajam
MINGGU pagi 7 Juni pukul 05.00 Wita langit Balikpapan masih diwarnai halilintar dan gelegar suara geledek. Tampaknya cuaca kurang bersahabat. 

Sebagian sudut kota mulai diguyur hujan tak merata. Jadwal berkumpul bubuhan ergecer –sebutan anggota RGC-- pukul 05.30 Wita di pelabuhan kelotok Kampung Baru untuk menyeberang ke PPU pun terancam batal!

‘’Untuk jam ngumpul kita lihat nanti cuacanya, sekarang masih hujan. Kita bisa start jam tujuh atau lebih di pelabuhan Kampung Baru,” begitu komentar leader RGC Prihandoyo pukul 04.58 Wita di grup BBM (BlackBerry Messenger) RGC yang beranggotakan hampir seratus goweser.


Antre Melintas jembatan kecil 
Meskipun rintik hujan masih setia membasahi kota, rombongan kecil ergecer sudah berkumpul di pelabuhan Klotok pukul tujuh lewat. Ada duapuluhan pesepeda saling tunggu di kedai kopi sekadar menghangatkan tubuh.  Ketika hujan mulai reda, kami pun bergegas untuk menaikkan sepeda satu persatu ke perahu kayu untuk segera menyeberang Teluk Balikpapan menuju  dermaga PPU.

Setiba di pelabuhan PPU sahabat goweser dari Penbic (Penajam Bicycle) sudah menyambut. Mulailah kami gowes beriringan. Jumlahnya ada 32 pesepeda. Tujuan ekstra gowes kali ini adalah Kelurahan Waru yang jaraknya sekira 25 km. Perjalanan melulu onroad ini tak begitu berat, hanya ada beberapa tanjakan sedang yang perlu ditaklukkan pegiat MTB ini.


Di Dermaga Sungai Tunan
Rombongan goweser dua kota ini meluncur dengan kecepatan rata-rata 30 km per jam. Nyaris tak pedulikan hujan yang menyapa, tetap konsisten mengayuh. Tak butuh waktu lama mereka pun tiba di kediaman Nawa di Jalan Bangun Mulyo Rt 12 No. 68, Waru. Nawa adalah ergecer perempuan asal PPU yang bekerja di Balikpapan.

Suasana di pemukiman ini terasa lengang. Jauh dari hiruk-pikuk kendaraan. Setelah rehat sejenak sembari menenggak teh hangat dan bubur kacang, beberapa menit kemudian rombongan turing ini melanjutkan perjalanan offroad menuju Waduk Waru di Desa Mata Air yang jaraknya hanya sekira 6 km. Bagi ergecer, ini adalah trek baru yang belum pernah dilewati. Karena trek belum familiar ada beberapa sahabat yang tergelincir. Malah ada yang terjerembab ke kubangan.


Bersama sahabat di Waru
Udara di sekitar waduk seluas 10 hektare ini lumayan segar. Tempat wisata ini juga menjadi sumbar air PDAM dan irigasi areal pertanian. Tak lama di situ kami pun harus kembali ke kediaman Nawa untuk menyantap makan siang bareng, sekaligus acara tiup lilin kue ulangtahun Nawa.

PESISIR
Siang itu rombongan ergecer kembali ke Balikpapan tidak melintasi rute yang dilewati semula, melainkan melantas pesisir sekitar Pantai Nipah Nipah. Kami sempat mampir di Pantai Corong dan Tanjung Tengah di kawasan Pantai Tanjung Jumlai sekadar menikmati sepoi angin, serta ke Dermaga Sungai Tunan.


Di Pantai Corong
Melulu melintas jalur onroad beraspal puluhan kilometer, tak pelak kami pun mulai diserang rasa jenuh. Apalagi terik matahari mulai menyengat. Ergecer Anshari akhirnya memandu rombongan untuk menerabas jalur offroad yang hijau. Ia cukup paham medan disini, maklumlah karena setiap harinya bertugas di PPU meskipun berdomisili di Balikpapan. Sekalipun pendek rute offroad ini lumayan memberikan sensasi. Iring-iringan menyusuri single track dan meniti jembatan yang mewajibkan pikul sepeda.

Membelah Teluk Balikpapan
Setelah itu kembali ke jalur onroad, kami pun langsung memancal sepeda menuju dermaga PPU untuk kembali menyeberang ke Kota Minyak. Namun sebelum membelah  Teluk Balikpapan dengan perahu kelotok kami dijamu minum dan santap buah oleh goweser Penbic Ahmad Murani. Plus minus perjalanan RGC dari Balikpapan ke PPU sekira 90an kilometer. (*)