Rabu
Gowes Community (RGC) Kaltim Post yang menghimpun sejumlah komunitas sepeda
gunung kembali menggelar ekstra gowes. Kali ini menggasak rute menantang di
Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
|
Di Waduk Waru sekira 35 Km dari demaga Penajam |
MINGGU
pagi 7 Juni pukul 05.00 Wita langit Balikpapan masih diwarnai halilintar dan
gelegar suara geledek. Tampaknya cuaca kurang bersahabat.
Sebagian sudut kota
mulai diguyur hujan tak merata. Jadwal berkumpul bubuhan ergecer –sebutan
anggota RGC-- pukul 05.30 Wita di pelabuhan kelotok Kampung Baru untuk
menyeberang ke PPU pun terancam batal!
‘’Untuk jam ngumpul kita lihat nanti cuacanya,
sekarang masih hujan. Kita bisa start jam tujuh atau lebih di pelabuhan Kampung
Baru,” begitu komentar leader RGC Prihandoyo pukul 04.58 Wita di grup BBM
(BlackBerry Messenger) RGC yang beranggotakan hampir seratus goweser.
|
Antre
Melintas jembatan kecil |
Meskipun rintik hujan masih setia membasahi kota,
rombongan kecil ergecer sudah berkumpul di pelabuhan Klotok pukul tujuh lewat.
Ada duapuluhan pesepeda saling tunggu di kedai kopi sekadar menghangatkan
tubuh. Ketika hujan mulai reda, kami pun
bergegas untuk menaikkan sepeda satu persatu ke perahu kayu untuk segera
menyeberang Teluk Balikpapan menuju dermaga
PPU.
Setiba di pelabuhan PPU sahabat goweser dari Penbic
(Penajam Bicycle) sudah menyambut. Mulailah kami gowes beriringan. Jumlahnya
ada 32 pesepeda. Tujuan ekstra gowes kali ini adalah Kelurahan Waru yang
jaraknya sekira 25 km. Perjalanan melulu onroad ini tak begitu berat, hanya ada
beberapa tanjakan sedang yang perlu ditaklukkan pegiat MTB ini.
|
Di Dermaga Sungai Tunan |
Rombongan goweser dua kota ini meluncur dengan
kecepatan rata-rata 30 km per jam. Nyaris tak pedulikan hujan yang menyapa,
tetap konsisten mengayuh. Tak butuh waktu lama mereka pun tiba di kediaman Nawa
di Jalan Bangun Mulyo Rt 12 No. 68, Waru. Nawa adalah ergecer perempuan asal
PPU yang bekerja di Balikpapan.
Suasana di pemukiman ini terasa lengang. Jauh dari
hiruk-pikuk kendaraan. Setelah rehat sejenak sembari menenggak teh hangat dan
bubur kacang, beberapa menit kemudian rombongan turing ini melanjutkan
perjalanan offroad menuju Waduk Waru di Desa Mata Air yang jaraknya hanya
sekira 6 km. Bagi ergecer, ini adalah trek baru yang belum pernah dilewati. Karena
trek belum familiar ada beberapa sahabat yang tergelincir. Malah ada yang terjerembab
ke kubangan.
|
Bersama sahabat di Waru |
Udara di sekitar waduk seluas 10 hektare ini lumayan
segar. Tempat wisata ini juga menjadi sumbar air PDAM dan irigasi areal
pertanian. Tak lama di situ kami pun harus kembali ke kediaman Nawa untuk
menyantap makan siang bareng, sekaligus acara tiup lilin kue ulangtahun Nawa.
PESISIR
Siang itu rombongan ergecer kembali ke Balikpapan tidak
melintasi rute yang dilewati semula, melainkan melantas pesisir sekitar Pantai
Nipah Nipah. Kami sempat mampir di Pantai Corong dan Tanjung Tengah di kawasan Pantai
Tanjung Jumlai sekadar menikmati sepoi angin, serta ke Dermaga Sungai Tunan.
|
Di Pantai Corong |
Melulu melintas jalur onroad beraspal puluhan
kilometer, tak pelak kami pun mulai diserang rasa jenuh. Apalagi terik matahari
mulai menyengat. Ergecer Anshari akhirnya memandu rombongan untuk menerabas
jalur offroad yang hijau. Ia cukup paham medan disini, maklumlah karena setiap
harinya bertugas di PPU meskipun berdomisili di Balikpapan. Sekalipun pendek rute
offroad ini lumayan memberikan sensasi. Iring-iringan menyusuri single track
dan meniti jembatan yang mewajibkan pikul sepeda.
|
Membelah Teluk Balikpapan |
Setelah itu kembali ke jalur onroad, kami pun langsung
memancal sepeda menuju dermaga PPU untuk kembali menyeberang ke Kota Minyak.
Namun sebelum membelah Teluk Balikpapan dengan
perahu kelotok kami dijamu minum dan santap buah oleh goweser Penbic Ahmad
Murani. Plus minus perjalanan RGC dari Balikpapan ke PPU sekira 90an kilometer.
(*)