Minggu, 04 November 2012

Pemerintah Peduli, Warga Preteli


Jalur sepeda di Jl Jend. Sudirman
Tingkat kesadaran masyarakat bisa jadi masih kurang. Setidaknya begitu kesimpulan dini. Salah satu contohnya adalah, apresiasi warga terhadap fasilitas penunjang atas kepedulian prilaku hidup sehat dengan bersepeda. Pemerintah sesungguhnya cukup peduli, namun masih ada warganya yang belum ngeh…

Salah parkir
Setidaknya hal ini terjadi di Kota Minyak Balikpapan. Pihak pemerintah kota yang menjadi pintu gerbang Kalimantan Timur ini cukup peduli untuk mendorong masyarakatnya hidup sehat dengan bersepeda, satu di antaranya dengan menyediakan sejumlah ruang publik.

Secara topologi medan di jalan-jalan Balikpapan memang banyak berbukit, dan kurang cocok bagi pesepeda. Namun pemerintah lewat sederet programnya telah memberikan tempat atau destinasi bagi warganya yang giat berolahraga, termasuk bagi pesepeda.
Car Free Day (FCD) adalah salah satu bentuk kepedulian itu. Mengambil lokasi di seputar Lapangan Merdeka, Jl Jenderal Sudirman, CFD menjadi titik keramaian warga di waktu Minggu pagi. Sepanjang jalan utama dibebaskan dari kendaraan roda empat dan roda dua, dan semata-mata hanya untuk pegiat olahraga jalan kaki, atau jogging, senam, sepakbola, volley ball, scooter, serta pesepeda. Saban Minggu pagi dari pukul 6.00 hingga 9.00 Wita venue ini tumpah ruah dengan warga, dan  tak kenal  pembatasan atau pengelompokkan usia. Tanpa membeda-bedakan status sosial, semua warga mempunyai hak untuk menggunakan tempat ini dalam tujuan sehat dan bugar.
Pedok yang rusak tak berfungsi lagi
CFD sendiri diprakarsai oleh pemerintah kota dengan menggandeng media cetak Balikpapan Pos (dari Kaltim Post Group), Polresta Balikpapan dan Pertamina selaku pemilik lahan.

Balikpapan Pos menyediakan panggung untuk senam pagi komplit dengan soundsystem dengan instruktur senamnya. Banyak warga yang rutin mengikuti senam pagi di CFD ini. Sementara personel dari Polresta Balikpapan turut mengamankan lokasi CFD. Di arena ini juga berdiri tenda-tenda cafe yang menyediakan beragam makanan dan minuman. Para pedagang ini dikoordinir dengan rapi.

Jauh sebelum CFD digelar, Pemkot Balikpapan sendiri sebenarnya sudah memfasilitasi sarana bagi warga pecinta olahraga sepeda. Salah satu contohnya adalah lajur khusus sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, dari lokasi CFD menuju Jl Jenderal Sudirman hingga depan pusat pertokoan Cemara Rindang. Marka sepeda yang dicat warna hijau itu dibentang sepanjang 2,7 Km.
Parkir sepeda yang dikuasai kendaraan roda dua
 Meski fasilitas sudah disediakan, tetap tak bisa dipungkiri masih ada warga yang belum sadar. Artinya, masih ada pesepeda yang tidak mengindahkan lajur yang disediakan. Begitu pun sebaliknya dengan pengendara roda dua. Dan ini diakui oleh Ipda Suharto, Kanit Dikyasa Satlantas Polresta Balikpapan.

Yang lebih ironis, parkiran sepeda atau shelter yang dibangun di lokasi CFD kini kondisinya sangat memprihatinkan. Sudah tak lagi dijadikan tempat parkir sepeda, tapi diterobos untuk parkir kendaraan roda dua.

Besi pedok tercecer di sekitar parkiran sepeda
Bahkan, pipa besi pembatas untuk meletakkan sepeda pancal kini pada rontok. Ada 40 tempat parkir sepeda yang kini pretelan dan sudah tak bisa lagi dimanfaatkan dengan baik. Saya melihat besi pedok sepeda itu terlepas dan tercecer di sekitar parkiran tersebut. Bisa jadi incaran pemulang. Mungkin juga ini akibat tangan-tangan usil. Kalau sudah begini salah siapa ya?

Program pemerintah untuk memasyarakatkan warganya hidup sehat dengan bersepeda sesungguhnya tidak sampai disini saja.  
Coastal Road yang akan dibangun di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman kabarnya juga akan menyediakan jalur khusus sepeda, di samping pedesterian.

Kita berharap kedepannya para pecinta sepeda juga mendapatkan hak menggunakan jalan sama seperti pengendara roda dua dan tempat lainnya. Misalnya dengan memperpanjang jalur sepeda, dari Lapangan Merdeka Jalan Jenderal Sudirman,  hingga sepanjang Jl A Yani (Gunung Sari). Mudah-mudahan pemikiran ini bisa dikaji lebih jauh. Atau barangkali sudah dalam perencanaan. Entahlah?

Anak-anak bermain di parkiran sepeda
Bisa juga begini, dibuatkan jalur sepeda pada jam-jam tertentu. Seperti sore hari satu jalur di sepanjang Sudirman tak dilintasi kendaraan roda dua, kecuali pejalan kaki dan pesepeda. Sedangkan kendaraan bermotor di arahkah ke Prapatan, Jl Tanjungpura, perkampungan pelajar Jl Piere Tendean, dan RE Martadinata. Pemerintah juga membuat jalur sepeda yang menghubungkan ke pusat perkantoran, bisnis dan pusat perbelanjaan.

Di Hongkong pedesterian dan jalur sepeda terpisah
 Bila fasilitas ini terealisasi, bisa jadi bersepeda menjadi pilihan sehat warga kota Balikpapan, atau menjadikan sepeda sebagai sarana transportasi dan angkutan alternatif. Seperti di Korea dan Jepang. Murah dan menyehatkan.


Di beberapa kota besar di Indonesia juga sudah menyediakan jalur sepeda. Seperti di Jakarta. Bahkan jalur sepeda sepanjang 6,7 Km di daerah Kanal Banjir Timur (KBT) rencananya akan diperpanjang hingga Merunda Jakarta Utara, jaraknya hingga 23 kilometer. (*)