Rabu, 04 September 2013

Dokter Goweser Mahir Manuver


Hobby sepeda gunung memang mewabah di mana-mana. Tak pandang usia, profesi, jabatan dan status sosial. Bila ada event gowes offroad bareng, peminatnya selalu tak sedikit. Pecinta MTB pun tumplek blek. Tetapi ada suasana berbeda ketika gowes bareng dengan para dokter. Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain pun menjadi santapan.


Foto bareng di Gedung Biru sebelum gowes
Ratusan dokter bedah seluruh Indonesia berkumpul di Balikpapan, Kalimantan Timur. Mereka mengikuti sederet rangkaian kegiatan simposium. Dalam jumlah puluhan dokter di antaranya ternyata adalah penggila sepeda gunung. Selain mengikuti kegiatan dalam kaitan profesi, mereka juga menjadwalkan untuk gowes silaturahim sesama dokter. Karenanya mereka sengaja memboyong tunggangannya dari kota masing-masing untuk mencicipi trek hutan Kalimantan.

Sungguh tak mampu menolak ketika kawan Ocky Syahputra dari Blue Bike Community (BBC) Kaltim Post meminta bantuan untuk mencarikan rute offroad untuk goweser dokter bedah ini. Perbincangan siang itu tak panjang lebar. Hanya ingin trek offroad yang lumayan menantang. Tak disinggung juga, rute panjang atau pendek?

Pak Tatang angkat bendera start
Sepekan sebelum hari H gowes bareng tersebut, saya bersama enam kawan dari Hobic, komunitas sepeda pekerja kesehatan di rumah sakit Balikpapan, mencoba membuka rute gowes untuk para dokter bedah ini. Pilihannya adalah Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW). Bagi pegiat MTB Balikpapan, rute HLSW ini bukan trek asing. Mereka sering menjajal.

Pagi mengambil start di halaman parkir Gedung Biru Kaltim Post, Jl Soekarno-Hatta, kami mulai menelusuri trek onroad hingga offroad. Blusukan menelusuri jalan setapak hingga menerebas hutan, akhirnya kami tembus juga di waduk HLSW, yang berada tak jauh dari aliran Sungai Wain. Sungai ini boleh dibilang masih rawan, pasalnya buaya ganas masih berkeliaran. Beberapa waktu lalu, korban nenek Sari tewas disambar buaya di sekitar ini. Jadi perlu juga sedikit waspada!

Sukses selesaikan etape pertama
HLSW berada di Km 15 jalan raya Soekarno-Hatta arah kota Samarinda. Namun kami tidak melewati jalan raya, tapi menempuh rute offroad. Dan ke HLSW masuk dari pintu belakang.
Dalam benak kami ketika itu, rute yang ditawarkan kepada para dokter ini adalah rute untuk klasifikasi goweser pemula. Karenanya, rute memang dibuat tak kelewat menantang. Lagian mendapat informasi para dokter goweser ini sebagian berusia di atas limapuluh tahun.

Bersama rekan Umar Baki dari BBC, pagi sepekan kemudian saya menjemput para dokter ini di perumahan Toronto Balikpapan Baru, di kediaman Dr. Aspian Noor Arbain SpOG. Kebetulan mereka menitipkan sepedanya disini. Dengan bantuan truk dari STSJ (dealer resmi Yamaha), kami segera membawa sepeda tersebut ke Gedung Biru Kaltim Post.
Siap-siap etape dua full offroad

Satu persatu sepeda saya naikkan ke truk, dibantu seorang dokter dan sopir truk. Saat itu saya amati sepintas performa sepeda mereka (tanpa harus menyebutkan merek sepeda) adalah klasifikasi sepeda all mountain.

Ada juga yang menggunakan wheelset ukuran 29. Penampilan frame sebagian sepeda pun tampak kusam akibat sering menjajal medan offroad. Terkesan kalau mereka adalah goweser sejati. Itu juga bisa dilihat dari onderdil pendukung yang nempel di sepeda mereka!

Atur strategi taklukan tanjakan
Start dari parkiran Gedung Biru minggu pagi 24 Maret 2013 pukul 07.30 Wita, bendera dilepas oleh Pak Tatang Setyawan direktur Kaltim Post. Mulailah kami gowes bersama. Para dokter ini ditemani kawan-kawan Hospital Bike Community Balikpapan  dan dari berbagai komunitas yang sebagian besar bergabung dengan Rabu Gowes. Sementara dokter goweser ini didominasi dari Smansa Cycling Club (SCC) Makassar serta beberapa dokter bedah asal kota kembang Bandung.

Selalu saling bantu
Rombongan goweser mulai mengayuh tunggangan masing-masing dengan penuh semangat, kecepatan antara 20 hingga 30 km per jam. Sepeda mereka awalnya mencium trek aspal kurang lebih tiga kilometer. Setelah memasuki etape dua di daerah perumahan Griya Kariangau Baru Km 5,5, mereka mulai mencicipi jalur makadam sepanjang kurang lebih 2 kilometer. Trek sedikit berlumpur. Asyik juga.

Rute kemudian melintasi trek bukit-bukit tanah liat yang tembus ke Kawasan Industri Kariangau (KIK). Jalur lintasan kemudian melewati kawasan HLSW. Disini goweser menelurusuri single track yang kiri-kanan dihiasi hijau hutan. Usai disuguhi trek yang lumayan menantang, goweser akhirnya mencapai titik finish di pintu gerbang Kebun Raya Balikpapan sekitar pukul 9.30 Wita. 


Biar meler tetap enjoy
Jujur saja, para dokter bedah yang cukup berusia ini benar-benar goweser andal. Tak sedikit kawan-kawan kami dari komunitas MTB Balikpapan harus keteteran mengikuti kecepatan mereka mengayuh sepeda. Yang saya perhatikan, mereka sangat familiar dengan sepedanya dan terkesan terbiasa dengan trek offroad, bahkan mahir bermanuver di tikungan-tikungan tajam dan agak curam. Luar biasa! Dan benar, mereka yang lebih awal mencapai titik finish.

Sampai di titik garis akhir ini mereka langsung menyantap sajian dari kami, yaitu pisang Ambon, ubi jalar, buah semangka, dan nasi kuning. Sebagian besar dari mereka mengaku puas dengan suguhan rute menantang ke HLSW ini. Namun diakui jaraknya kurang jauh. Astaga!

Menyusuri  tepi waduk di Sungai Wain
Setelah rehat sebentar kemudian berembug, sepakat rute ditambah. Sedianya finish sampai di gerbang Kebun Raya Balikpapan, dan sepeda diangkut kembali dengan truk ke kota. Namun kenyataan tidak demikian. Mereka sepakat kembali ke kota dengan menggenjot sepeda. Okelah kalau begitu.
Dipandu kawan goweser Hengky dari Mudhog dan Pandji Arga dari Balikpapan Free Ride, para dokter bedah ini kembali ke kota melintasi jalur offroad. Sebagian rute yang dilintasi sama seperti jalur semula. 


Sampai di finish bincangkan trek
Koordinator Hospital Bike Community Balikpapan Reza Julkhair mengakui sangat puas dengan rute ini. Kawan-kawan dokter bedah dari Makassar, Samarinda, dan Bandung juga sangat senang,katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh perwakilan Smansa Cycling Community (SCC) Makassar.  Treknya sangat bagus, kawan-kawan dari Makassar juga sangat senang, pokonya mantap, kata perwakilan SCC Abuhaer.

Setelah sampai di parkiran Gedung Biru, salah satu dokter bedah memberikan kenang-kenangan jersey SCC Makassar kepada Alamak, goweser tertua di Rabu Gowes yang berusia 72 tahun.


Foto bareng di depan Kebun Raya Balikpapan
Gowes bareng ke HLSW hari itu lumayan memberikan kesan. Dari sini kami mendapat pelajaran banyak, terutama dari para goweser dokter ini. Termasuk nasihat-nasihat bersepeda yang sehat dan baik. Lumayan dapat ilmu. Terimakasih banyak pak dokter. Kami sangat senang bersepeda dengan Anda. Oh iya, tengkyu banget Mas Ocky ya atas foto-fotonya.  (*)