Rabu, 15 April 2015

Sesat di Bukit Komendur

Aston Balikpapan Hotel & Residence di Jalan Sudirman, Pasar Baru, Balikpapan, memang memiliki venue dengan keunggulan view pantai. Pelataran apartemen di kawasan Grand Sudirman ini sungguh asik dijadikan tempat berkumpul bagi komunitas. Puluhan anggota Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim Post pun bersepeda bareng di sana, Rabu (25/2).

RGC sebelum gowes di pelataran Aston Balikpapan

INI sudah kali kesekian Aston Balikpapan menjadi host RGC. Karena letaknya di jantung kota, sangat memudahkan bagi anggota RGC untuk menuju muster point. Para pegiat mountain bike ini pun lebih banyak yang memilih bersepeda dari rumah masing-masing untuk menuju Aston.

Rute yang ditempuh sore itu onroad Jalan Jenderal Sudirman ke arah Pelabuhan Semayang. Dari Aston hanya sekira 4,5 Km. Kemudian mendaki tanjakan mercusuar di Tukong Hill atau Gunung Komendur. Menggowes sampai ke bukit lumayan memeras keringat, namun saat berada di ketinggian ini terhibur pemandangan laut Teluk Balikpapan yang indah dan terkesan damai. Karenanya, pantas pula bila Balikpapan berhasil mengalahkan Paris sebagai Kota Paling Dicintai di Dunia versi WWF (World Wildlife Fund).


Terhenti di situs makam di Tukong Hill.
Bubuhan RGC lalu merangsak ke jalan setapak yang rindang pepohonan menuju situs makam Adji Kemala Gelar Adji Pangeran Kerta Intan bin Sultan Adji Mohamad Sulaiman. Cagar budaya ini merupakan makam putra Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-19 Adji Mohammad Sulaiman yang memerintah tahun 1850 hingga 1899.

Buntu, maka kembali putar arah
Ada imbauan di makam yang diselemuti kain kuning ini tak boleh mengenakan pakaian kuning dan merah. Syukurnya tak ada anggota RGC menggunakan jersey dengan warna yang dimaksud. Sampai di makam ini, iring-iringan terhenti beberapa saat. Pasalnya tak ada jalan tembus. ‘’Wah, kita tersesat nih,” celetuk seorang anggota rombongan.

Tak ada akses jalan, kecuali trek turunan ekstrem di kawasan hutan kota itu yang lama tak dilewati. Ada beberapa rintangan seperti batang pohon yang melintang. “Kami pernah lewat jalan ini, dulu masih bagus. Sekarang sudah sulit dilewati,” ujar Untung, goweser yang memandu rombongan untuk mencicipi trek terjal tersebut.

Turunan sepeda pun harus dituntun
Hanya beberapa pesepeda menerjang single track dengan kemiringan tajam itu, namun sebagian besar mengurungkan niat untuk ikut menerobos. Pilihannya adalah kembali arah kemudian melintas di pemukiman warga di Kampung Pelayaran.

Tujuan  rombongan selanjutnya adalah mendaki ke kompleks perumahan Pertamina di Gunung Dubbs, kemudian melintas ke Prapatan dan Jalan Tanjungpura, Jalan Pierre Tendean, lantas menyusuri Jalan A Yani (Gunung Sari) dan berakhir di arena kolam renang Aston. Sampai di finish petang. Ada jamuan menggugah selera dari manajemen hotel bintang empat yang memiliki keunggulan view laut tersebut. Rombongan rehat sembari bercengkerama ditemani sepoi angin pantai dan pemandangan langit senja.


Hanee newbie RGC ikut tuntunbike
NEWBIE
Di sela-sela rehat, leader Yoyok Prihandoyo mengatakan rute gowes mingguan RGC ini sebenarnya dibagi menjadi dua.  Ada rute panjang untuk anggota lama, dan ada jalur pendek untuk pendatang baru (newbie). Durasi gowes kurang lebih 90 menit, dengan jarak tempuh rata-rata mencapai 20 Km. Trek yang dilintasi kombinasi onroad dan offroad.

Jadi, katanya, bagi penghobi sepeda yang ingin bergabung namun alergi dengan jalan berbukit, gak masalah. Disarankan untuk memilih rute newbie.

Hati-hati saat turunan menukik
Ia mengakui, rute yang ditempuh RGC setiap gowes bareng Rabu memang tak pernah lepas dari santapan tanjakan, dan trek ekstrem. “Tapi tidak semua tanjakan harus dilewati goweser. Yang belum mampu, tak perlu malu untuk menuntun sepeda ke atas. Begitu juga pada saat trek menurun yang curam, kalau belum berani ya jangan dilewati. Sepeda digiring saja,” sarannya.

Dikatakan, setiap gelaran RGC selalu ada tim sweeper yang mengawal iring-iringan gowes.  Bila sepeda anggota ada yang bermasalah akan diatasi bersama. “Mereka yang tertinggal di belakang pun selalu ditunggu oleh sweeper,” ujar Yoyok.

Rehat di anjungan Aston ditemani sepoi angin
Ia juga berharap agar anggota RGC terus mendukung tertib berlalu lintas. “Selama perjalanan rombongan tidak dibenarkan memacu cepat sepedanya, khususnya bila berada di perkampungan warga.’’

Tempat berkumpul atau muster point RGC ini saban minggunya berganti-ganti. “Tergantung kesepakatan dan undangan dari anggota rombongan. Biasanya pemberitahuan lewat Kaltim Post, SMS atau broadcast di smartphone dan sosial media,” katanya.

Yoyok mengatakan, selain gowes bersama pada Rabu sore pukul 17.00 Wita, RGC juga kerap menggelar ekstra gowes pada hari Minggu atau hari libur nasional. “Ekstra gowes biasanya mengambil rute panjang keluar kota,” ujarnya.

Keanggotaan RGC terbuka umum dan segala usia. “Siapa saja yang punya hobby bersepeda bisa bergabung,” kata Yoyok. Anggota RGC kini berjumlah seratus lebih, terdiri dari berbagai kalangan, seperti pengusaha, eksekutif muda, pejabat, pekerja profesional, anggota TNI dan Polri, kalangan akademisi, artis, mahasiswa, pelajar, hingga atlet sepeda. Mereka juga terhimpun dari beberapa komunitas MTB, seperti Blue Bike Community (BBC), A-Team, Mudhog, Bike Bike Saja (BBS), Kawan Bike Shop (KGS), Aquatic 128, Hobic, Astra Gowes Community (AGC), Bank Permata, Le Grandeur, Blue Sky Hotel, Grand Jatra, Aston Balikpapan, Prudential, dan IBM. (yas)