Jumat, 16 Agustus 2013

Trek Sulit di Bukit Bangkirai


Main-main di Bukit Bangkirai, asyik juga. Kali ini gowes berdua saja, namun tetap seru dan menantang. Taman wisata alam di Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur ini menjadi memang menjadi salah satu referensi rute bagi pecinta sepeda alam di Bumi Etam. 

Jalan masuk ke arah Bukit Bangkirai
Dari kota Balikpapan jaraknya lumayan jauh juga. Bila dihitung dari titik nol bundaran Muara Rapak, sekitar 50 kilometeran. Persis di Km 38 beberapa meter sebelum simpangan jalan provinsi Soekarno-Hatta arah menuju kota Samarinda dan arah Samboja, di sebelah kiri jalan terpampang tulisan besar; Anda Memasuki Kawasan Bukit Bangkirai.

Masuk lewat trek Djamaludin
Dari titik ini ke arah kiri sekitar 22 kilometeran untuk menuju kawasan Taman Wisata Alam Bukit Bangkirai. Saya gowes ke tempat ini bukan dari kota Balikpapan, meskipun jaraknya relatif tak kelewat jauh. Untuk menghemat tenaga, maka saya putuskan gowes dari Km 38 saja menuju arah Sepaku.
Pohon tumbang jadi penghalang

Menuju ke tempat wisata ini meskipun jalur on road, lumayan membuat keringat mengucur deras. Beberapa tanjakan mesti dilewati dengan sabar. Memang ada akses offroad untuk menuju kesana, namun saya mempertimbangkan; hanya berdua dan resiko lain di tengah hutan. Beberapa komunitas sepeda gunung di Balikpapan secara  berkelompok beberapa kali menembus taman wisata hutan tropis ini melalui jalur offroad, tentu dengan berbekal peralatan GPS.  Rute ini sangat menantang.
Hutan eksotis masih terjaga

Saya sarankan bila gowes ke lokasi Bukit Bangkirai yang terkenal dengan Canopy Bridge (Jembatan Gantung) ini sebaiknya pagi hari, sebelum sinar matahari menyengat.  Dan jangan lupa bawa bekal yang cukup. Seperti air minum. Sebab, dapat dipastikan dehidrasi akan menyerang.

Sangat sulit bila ingin menjelajahi kawasan Bukit Bangkirai ini dengan sepeda. Selain beresiko tinggi, fisik juga harus prima. 

Perlu rehat sembari menikmati keindahan hutan
Hutan konservasi seluas 1.295 hektare ini memang terkesan masih hutan rimba dengan pohon-pohon yang besar. Ada 510 hektare didominasi pohon bangkirai. Februari 2013 lalu seorang crosser Australia, Headley Michael Adrian tewas di kawasan Bukit Bangkirai dalam kejuaraan lintas medan motor trail.

Menerobos karena tak ada pilihan
Bila ingin menikmati suasana hutan dengan sepeda, cukup gowes di sekitar Canopy Bridge saja. Ada suasana yang berbeda berpetuang di alam bebas seperti ini. Selain tanaman tropis dan pohon-pohon tinggi dengan batang berdiameter besar, kekayaan flora fauna di kawasan ini cukup terjaga. 

Di kawasan yang dikelola PT Inhutani I ini memang banyak pohon-pohon bangkirai berusia ratusan tahun. Kayu pohon ini sangat baik bila dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Di Kaltim, banyak kayu bangkirai dijadikan kusen daun pintu karena memang dikenal kuat, selain kayu ulin sendiri yang cukup terkenal itu. Tak heran bila Bukit Bangkirai tetap menjadi incaran perambah hutan demi kepentingan kantong pribadi.

Single track mesti dilewati
Oh iya, di kawasan sekitar Canopy Bridge sendiri ada beberapa single track yang lumayan mengasikkan bila digowes. Untuk menuju Canopy Bridge ada beberapa akses pintu masuk, salah satunya Trek II Jamaluddin. Dari sini hanya sekitar 300 meter, tapi jalannya tak mulus, ada beberap drop off kecil dan obstacle yang mesti dilintasi. Pas untuk sepeda jenis fullsus.

Selain Trek II Jamaluddin, ada juga akses melalui Trek I M Prakosa. Jaraknya lebih pendek hanya 150 meter. Tapi untuk masuk ke area Canopy Bridge, saya tak melewati dua trek itu, melainkan mengambil rute di belakang cottage, melalui jembatan kecil. Trek satu ini lebih asik dan menantang! 

Duri harus dihindari
Dari kaki Canopy Bridge juga ada jalan menuju kawasan konservasi alam, dimana hutannya cukup rindang. Pohon-pohon dan vegetasi alam disini masih terjaga dengan alami. Bila gowes meski sedikit hati-hati, karena tak sedikit ranting dahan yang jatuh ke tanah cukup menghalang, terutama dahan kering dari pohon jenis palem yang durinya berbahaya bagi ban sepeda.

Menerobos lintasan single track dengan ilalang setinggi dua meteran, kita mendapatkan suasana yang berbeda. Agak sulit dan mengganggu pandangan mata, tapi boleh dibilang lumayan eksotis. Di sisi kiri kanan jalan pohon-pohon rotan muda menjuntai ke bawah, dan sebagian juga membentang di tengah jalan. Andai tidak hati-hati, RD sepeda bisa tersangkut dan tentu berakibat fatal. Selain itu ada beberapa batang pohon tumbang yang membentang di trek.

Canopy Bridge tujuan wisatawan
Ada juga anak sungai yang mesti kita lewati bila ingin mengambil jalan pintas. Airnya dingin dan  lumayan bersih. Saat berada di kawasan ini, saya sempat bertemu dengan sejumlah tentara dari Kopasus yang sedang melakukan latihan di kawasan ini.

Main-main di kawasan wisata Bukit Bangkirai memang mengasyikkan.  Pemandangan hutan alami kita dapatkan. Selebihnya: pemandangan lahan gundul!

Sensari di Canopy Bridge
Tujuan utama wisatawan ke tempat ini adalah ke Canopy Bridge, jembatan gantung setinggi 30 meter dengan panjang 64 meter yang terkenal itu. Dari ketinggian ini kita dapat melihat pemandangan hutan yang eksotis. Setiap pengunjung mesti bayar. Tapi saya gak bayar, lantaran pagi itu petugasnya belum ada. Sepeda fullsus pun saya pikul naik ke Canopy Brigde. Agak aneh, tapi seru dan berbeda. Ada angin sepoi-sepoi. Sensasi.
Ada obstacle di jalau masuk
 Di tempat wisata alam ini juga terdapat sarana restoran, ruang pertemuan, cottage, jugle cabin dan arena outbond. Wisatawan banyak ke tempat ini. Tak terasa hari sudah siang, pukul 12.15 Wita, saya berdua untuk putuskan keluar dari trek hutan tropis itu, kemudian rehat di sekitar cottage untuk santap bekal makan siang. Ada rasa lega. (*)