Main-main di Bukit Bangkirai, asyik
juga. Kali ini gowes berdua saja, namun tetap seru dan menantang. Taman wisata
alam di Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur ini menjadi memang menjadi
salah satu referensi rute bagi pecinta sepeda alam di Bumi Etam.
|
Jalan masuk ke arah Bukit Bangkirai |
Dari kota
Balikpapan jaraknya lumayan jauh juga. Bila dihitung dari titik nol bundaran
Muara Rapak, sekitar 50 kilometeran. Persis di Km 38 beberapa meter sebelum
simpangan jalan provinsi Soekarno-Hatta arah menuju kota Samarinda dan arah
Samboja, di sebelah kiri jalan terpampang tulisan besar; Anda Memasuki Kawasan
Bukit Bangkirai.
|
Masuk lewat trek Djamaludin |
Dari titik
ini ke arah kiri sekitar 22 kilometeran untuk menuju kawasan Taman Wisata Alam Bukit
Bangkirai. Saya gowes ke tempat ini bukan dari kota Balikpapan, meskipun
jaraknya relatif tak kelewat jauh. Untuk menghemat tenaga, maka saya putuskan
gowes dari Km 38 saja menuju arah Sepaku.
|
Pohon tumbang jadi penghalang |
Menuju ke
tempat wisata ini meskipun jalur on road,
lumayan membuat keringat mengucur deras. Beberapa tanjakan mesti dilewati
dengan sabar. Memang ada akses offroad
untuk menuju kesana, namun saya mempertimbangkan; hanya berdua dan resiko lain di
tengah hutan. Beberapa komunitas sepeda gunung di Balikpapan secara berkelompok beberapa kali menembus taman wisata
hutan tropis ini melalui jalur offroad,
tentu dengan berbekal peralatan GPS.
Rute ini sangat menantang.
|
Hutan eksotis masih terjaga |
Saya
sarankan bila gowes ke lokasi Bukit Bangkirai yang terkenal dengan Canopy
Bridge (Jembatan Gantung) ini sebaiknya pagi hari, sebelum sinar matahari
menyengat. Dan jangan lupa bawa bekal
yang cukup. Seperti air minum. Sebab, dapat dipastikan dehidrasi akan
menyerang.
Sangat sulit
bila ingin menjelajahi kawasan Bukit Bangkirai ini dengan sepeda. Selain
beresiko tinggi, fisik juga harus prima.
|
Perlu rehat sembari menikmati keindahan hutan |
Hutan konservasi seluas 1.295 hektare
ini memang terkesan masih hutan rimba dengan pohon-pohon yang besar. Ada 510
hektare didominasi pohon bangkirai. Februari 2013 lalu seorang crosser
Australia, Headley Michael Adrian tewas di kawasan Bukit Bangkirai dalam
kejuaraan lintas medan motor trail.
|
Menerobos karena tak ada pilihan |
Bila ingin
menikmati suasana hutan dengan sepeda, cukup gowes di sekitar Canopy Bridge
saja. Ada suasana yang berbeda berpetuang di alam bebas seperti ini. Selain
tanaman tropis dan pohon-pohon tinggi dengan batang berdiameter besar, kekayaan
flora fauna di kawasan ini cukup terjaga.
Di kawasan yang
dikelola PT Inhutani I ini memang banyak pohon-pohon bangkirai berusia ratusan
tahun. Kayu pohon ini sangat baik bila dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Di
Kaltim, banyak kayu bangkirai dijadikan kusen daun pintu karena memang dikenal
kuat, selain kayu ulin sendiri yang cukup terkenal itu. Tak heran bila Bukit
Bangkirai tetap menjadi incaran perambah hutan demi kepentingan kantong
pribadi.
|
Single track mesti dilewati |
Oh iya, di
kawasan sekitar Canopy Bridge sendiri ada beberapa single track yang lumayan mengasikkan bila digowes. Untuk menuju
Canopy Bridge ada beberapa akses pintu masuk, salah satunya Trek II Jamaluddin.
Dari sini hanya sekitar 300 meter, tapi jalannya tak mulus, ada beberap drop off kecil dan obstacle yang mesti dilintasi. Pas
untuk sepeda jenis fullsus.
Selain Trek
II Jamaluddin, ada juga akses melalui Trek I M Prakosa. Jaraknya lebih pendek hanya
150 meter. Tapi untuk masuk ke area Canopy Bridge, saya tak melewati dua trek
itu, melainkan mengambil rute di belakang cottage,
melalui jembatan kecil. Trek satu ini lebih asik dan menantang!
|
Duri harus dihindari |
Dari kaki
Canopy Bridge juga ada jalan menuju kawasan konservasi alam, dimana hutannya
cukup rindang. Pohon-pohon dan vegetasi alam disini masih terjaga dengan alami.
Bila gowes meski sedikit hati-hati, karena tak sedikit ranting dahan yang jatuh
ke tanah cukup menghalang, terutama dahan kering dari pohon jenis palem yang
durinya berbahaya bagi ban sepeda.
Menerobos
lintasan single track dengan ilalang
setinggi dua meteran, kita mendapatkan suasana yang berbeda. Agak sulit dan
mengganggu pandangan mata, tapi boleh dibilang lumayan eksotis. Di sisi kiri
kanan jalan pohon-pohon rotan muda menjuntai ke bawah, dan sebagian juga
membentang di tengah jalan. Andai tidak hati-hati, RD sepeda bisa tersangkut
dan tentu berakibat fatal. Selain itu ada beberapa batang pohon tumbang yang
membentang di trek.
|
Canopy Bridge tujuan wisatawan |
Ada juga
anak sungai yang mesti kita lewati bila ingin mengambil jalan pintas. Airnya
dingin dan lumayan bersih. Saat berada
di kawasan ini, saya sempat bertemu dengan sejumlah tentara dari Kopasus yang
sedang melakukan latihan di kawasan ini.
Main-main di
kawasan wisata Bukit Bangkirai memang mengasyikkan. Pemandangan hutan alami kita dapatkan.
Selebihnya: pemandangan lahan gundul!
|
Sensari di Canopy Bridge |
Tujuan utama
wisatawan ke tempat ini adalah ke Canopy Bridge, jembatan gantung setinggi 30
meter dengan panjang 64 meter yang terkenal itu. Dari ketinggian ini kita dapat
melihat pemandangan hutan yang eksotis. Setiap pengunjung mesti bayar. Tapi
saya gak bayar, lantaran pagi itu petugasnya belum ada. Sepeda fullsus pun saya
pikul naik ke Canopy Brigde. Agak aneh, tapi seru dan berbeda. Ada angin
sepoi-sepoi. Sensasi.
|
Ada obstacle di jalau masuk |
Di tempat
wisata alam ini juga terdapat sarana restoran, ruang pertemuan, cottage, jugle
cabin dan arena outbond. Wisatawan banyak ke tempat ini. Tak terasa hari sudah
siang, pukul 12.15 Wita, saya berdua untuk putuskan keluar dari trek hutan
tropis itu, kemudian rehat di sekitar cottage untuk santap bekal makan siang. Ada
rasa lega. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar