Selasa, 25 Maret 2014

Tersengal-sengal Lalu Terjungkal


Rombongan RGC di sekitar lokasi pembangunan CBD sebelum menerabas jalur offroad.
Agenda Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim Post, Rabu (5/2) mengambil start-finish di area parkir Central Business District (CBD), Jl Manuntung No. 2 Kelurahan Sepinggan Balikpapan (depan Dome). Rute yang dijajal kumpulan komunitas sore itu lumayan memeras keringat.

PUKUL 16.45 Wita sebagian peserta RGC sudah berkumpul di parkiran CBD dengan tunggangannya masing-masing. Satu persatu peserta datang. Ada yang menggowes dari rumah dan kantor, ada juga yang datang dengan kendaraan roda empat.

Kami disambut Presiden Direktur CBD Balikpapan Suyanto Chandra, Operasional Director CBD Ronny LHDA, dan Deputy Director CBD Ihya Nasution. Terlibat bincang-bincang kecil, Direktur Kaltim Post Tatang Setyawan, manager iklan Syarifuddin Sariman, dan leader RGC Prihandoyo. Ronny LHDA yang juga sesepuh RGC sore itu tak ikut gowes.

Rute offroad membutuhkan stamina
Sebelum start, peserta RGC lebih dulu foto bareng. Ini kebiasaan wajib kami untuk sekadar narsis di koran. Setelah itu gowes dimulai pukul 17.00 Wita. Seperti biasa, leader Prihandoyo yang akrab dipanggil Pak Yoyok berada di urutan paling depan. Ia memimpin iring-iringan limapuluhan pegiat sepeda gunung ini.
Kemana jalurnya? Rute offroad yang menantang. Ya, ini memang sudah menjadi ciri khas peserta RGC saban Rabu sore. Trek yang dilintasi kali ini adalah sebagian dari rute Jambore Sepeda Nasional gawe Kaltim Post dan Le Grandeur 24 November 2013 lalu, yang juga finish-nya di CBD. Perusahaan properti di bawah payung MGM Land  ini sudah kesekian kalinya menjadi host Rabu Gowes. 


Penggowes sore itu diawali dengan mencicipi tanjakan on road di Jl Praja belakang SMA 5, kemudian disusul tanjakan kedua arah menuju perumahan PT HER. Mantap! Di dua tanjakan ini peserta sudah mengeluarkan keringat jagung. Sesampai di atas bukit nafas pun sudah tersengal-sengal. Sebagian buru-buru menenggak air bekalnya. Tapi tak mengapa. Ini baru loading awal. Masih ada trek menantang yang lebih menguji andrenalin.
Selepas tanjakan PT HER, barulah bubuhan RGC main-main di  full offroad. Menyenangkan. Ada yang memancal cepat sepedanya, ada juga yang medium dan agak nyantai. Yang penting beriringan dan sampai pada waktunya.
Mengikuti naluri, bila ada jalur offroad yang lumayan menantang, selalu saja ada sebagian peserta yang mengambil rute alternatif untuk memperpendek jarak. Lagi-lagi tak masalah. Ini sudah menjadi kesepakatan tak tertulis, artinya bagi yang kurang fit boleh mengambil jalan pintas.
Cilakanya, “potong jalan” yang diambil kawan-kawan divisi iklan Kaltim Post sore itu sedikit mengecoh. Dipandu Hengky Kawan Bike, rombongan kecil ini malah tersesat. Termasuk di antaranya Direktur Kaltim Post Tatang Setiawan. Meski tersesat, mereka malah tertawa-tawa.


Semangat di tanjakan single track
Sementara di rombongan depan seperti cuek, tak toleh ke belakang. Terus memacu sepedanya. Cepat. Persis di persimpangan jalan di atas bukit, rombongan laju ini berhenti sejenak menunggu kawan-kawan berikutnya. Jeda lima menit, ramai-ramai kembali menggowes. Melewati tanjakan demi tanjakan, peluh tak kompromi lagi, terus membasahi jersey masing-masing.
Ada juga jalur makadam dan single track yang mesti memperlambat kecepatan sepeda. Lumayan untuk cooling down. Syukurnya sore itu cuaca sangat bersahabat. Andaisaja hujan --atau sehari sebelumnya hujan--, bakalan gawat. Rute-rute ini sulit digowes lantaran tanah liat menjadi goyor, alias lumpur. Ban sepeda pontensi jadi “donat”. Tapi itu tak terjadi. Yang agak merepotkan sore itu, sepanjang rute debu bertebaran. Ini di luar dugaan, peserta pun tak ada yang bawa masker.

Tak lama berselang insiden kecil terjadi. Leader Pak Yoyok terjungkal. Dasyat juga. Ban depan sepeda tertancap di lumpur, sementara ban belakang terangkat ke atas nyaris 90 derajat. Penunggangnya (Pak Yoyok) terpental ke depan. Terbaring, tatapannya ke langit beberapa saat, kemudian bangkit. Pak Yoyok tak langsung berdiri. Ia duduk sebentar, kemudian mengamati anggota tubuhnya. Dengkulnya terluka. Tapi hanya lecet biasa.
Kejadian ini akhirnya memperlambat perjalanan sore itu. Semua peserta terhenti, dan memberikan semangat sang leader. Tapi ada juga yang bercanda. Pak Yoyok memang sedang beradaptasi dengan sepeda Merida-nya yang baru dengan rim ukuran 27,5. “Kayaknya belum selamatan, pantas saja terjungkal,” canda salah satu peserta. Disambut gerr yang lain.

“Ini kali pertama Pak Yoyok jatuh sejak sepada baru ya?” goda yang lain, dan diiyakan dengan menganggukkan kepala. Dua minggu lalu Yoyok juga sempat mengalami kram kaki. Ini juga bagian dari adaptasi dari rim 26 ke rim 27.5.
Rombongan pun meneruskan perjalanan mengejar petang. Beberapa tanjakan double track yang permukaan tak rata terlewati dengan baik.  Tenaga kawan-kawan terkuras saat menelurusi jalan cor-coran tanjakan beberapa puluh meter yang nyaris berbentuk leter S, ke arah jalan raya. Dan inilah ujian terakhir RGC, tanjakan single track depan Polda Jl Syarifuddin Yoes. Dijamin, bila saja penggowes pemula tak akan lolos melintasi jalur tanjakan ini. Namun hampir semua peserta RGC sempurna melewatinya, meskipun ekspresi wajahnya berbeda-beda.

Yoyok ketika masih pakai rim 26
Lain halnya dengan  Hasbi, branch manager PT Asuransi Takaful Umum. Saat menanjak wajahnya biasa-biasa saja. Goweser dari A-team ini akrab melintasi tanjakan depan Polda itu. Pantas.
Roda sepeda  milik Doddy dari Balikpapan Freeride lebih awal menancap di garis finish. Ia bukan menggenjot dengan MTB, tapi roadbike, alias sepeda balap Cannondale 2014 seberat 8 kg yang baru dari Surabaya. 

Aneh memang. Rute offroad tapi memakai roadbike. Ada-ada saja. “Saya mau coba offroad,’’ katanya singkat. Ya, silahkan.
DI RGC Rabu itu, selain Doddy, Lufti dan Deddy Taufik juga menjajal rute dengan roadbike. “Tembus satu jam,’’ kata Doddy yang juga penggemar downhill ini. Rute yang ditempuh sore hanya sekitar 9 km.

Satu per satu peserta sampai garis akhir dengan wajah letih. Berbeda dengan Junaidi.  Si ‘’macan” tanjakan itu malah standing up dengan roda satu.
Setelah berkumpul di finish bubuhan RGC ini membasahi kerongkongan dan menyantap sajian makanan kecil dari CBD. Sembari rehat sebagian anggota RGC menanyakan keberadaan Yusuf (Ketua KGB). “Mana Pak Yusuf kok belum datang ya?” kata salah seorang kawan.

Ternyata Yusuf datang terakhir. “Ban anak saya bocor, makanya saya nungguin di belakang,’’ ujarnya memberikan alasan. Yang dimaksudnya adalah Lutfi, junior downhill yang hari itu menunggangi roadbike.

Ternyata bukan rombongan Yusuf yang datang terakhir. Ada lagi. Yaitu Latief, dari Blue Bike Community. “Yang penting sampai finish,” selorohnya enteng.
Usai rehat dan mengedarkan absen peserta, kami pun bubar satu persatu kembali ke rumah masing-masing. Sampai jumpa di RGC Rabu depan. “Rencana gowes minggu depan di Hotel Aston, jangan lupa ya,” kata Ocky Muda Saputra dari Blue Bike Community (BBC) mengingatkan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar