Minggu, 06 April 2014

Jajal Bukit Terjal

Komunitas pesepeda gunung Balikpapan yang tergabung di Rabu Gowes Community (RGC) kembali menyasak medan menantang. Menerobos padang ilalang, lalu membelah jalan berbukit di sekitar lahan Grand City, Jalan MT Haryono, Balikpapan. Meski rute tak panjang sekira 17 km, andrenalin goweser tergali.

Foto bareng bersama manajemen Sinarmas Land
RABU (12/3) sore pesepeda yang bergabung di RGC Kaltim Post sudah siap-siap dengan tunggangannya masing-masing. Gowes bareng itu berkumpul di Le Grandeur Patisserie, kedai terletak di pintu selatan Mal Balikpapan Baru (MBB).
Sebagai host RGC kali ini adalah Sinar Mas Land (SML), developer terkemuka yang sukses membangun kawasan Balikpapan Baru. SML kini progres pembangunan Grand City di lahan 220 hektare dan tengah gencar menggerojok pasar hunian elite di Kota Minyak. Tahap awal Grand City baru menggarap 45 hektare.

Jalan masuk ke lokasi Grand City
Sebelum ramai-ramai menggenjot sepeda, rombongan RGC sekira 50 orang lebih ini lebih dulu foto bareng. Hadir juga manajemen SML di antaranya Residential Div. Head Erwin Anggianto, Finance Dept. Head Hendra Lie, Sales and  Promotion Section Head Budi Widiyanto, dan Albert bagian promosi, termasuk General Manager Le Grandeur (LG) Balikpapan Dicke Indrayana. Seperti diketahui, LG juga masih satu kelompok usaha di bawah payung bisnis SML.
Komunitas mountain bike (MTB) yang ambil bagian di antaranya Blue Bike Community (BBC), Le Grandeur, A-Team, Bike Bike Saja, Mud Hogs, Hobic, Astra Gowes Community, Bike Buster Team, dan Prudential.
Kemana rutenya? “Kita masuk ke kawasan pembangunan Grand City,” kata leader RGC Prihandoyo sore itu. Ini memang permintaan dari host SML, seperti diutarakan Ocky Muda Saputra, goweser dari BBC yang rajin mengatur jadwal gowes mingguan tersebut.

Ramai-ramai tuntunbike di tanjakan
Jarak dari MBB ke Grand City tak kelewat jauh, sekira dua kilometeran. Iring-iringan pesepeda ini mengambil jalan pintas, lewat jalur pintu masuk khusus sepeda motor perumahan Wika. 
Saat melintasi jalur single track itu suasana sedikit kurang nyaman. Persoalannya, sore itu tak sedikit kendaraan roda dua juga melintas di jalur sama. Maklum waktu pulang kerja. Akhirnya, goweser harus rela jalan satu persatu, bergantian. Iring-iringan pun sedikit melambat.
Selepas itu, barulah para goweser lega memancal cepat sepedanya. Sampai di depan SMA Katolik Adisucipto Jalan MT Haryono, mereka kembali turun dari sepeda lantas menggiringnya ke seberang jalan menuju pintu masuk Grand City.

Menerobos padang ilalang
Bagi sebagian besar pegiat RGC lokasi ini sesungguhnya tak asing. Sebab, lahan pembangunan itu sebelumnya pernah menjadi rute Jambore Sepeda Nasional (Jamnas) 2012 Bike for Orangutan. Hampir tiga perempat dari lokasi tersebut kini bebas terbentang, dan menjadi akses permanen yang kelak merupakan jalan lingkungan Grand City.
Setelah menelusuri jalan besar yang sudah tahap pengerasan tersebut, peserta RGC mulai menapaki jalur off road. Pendakian awal adalah bukit panjang sekira 200 meter. Tak terlalu menukik, namun bila menjajakinya diperlukan technical. Pasalnya, di sepanjang jalur baru itu masih ada sejumlah permukaan tanah yang tak merata. Di sela setapak ada bekas lintasan air yang lebarnya lebih dari diameter ban MTB. Kalau tak hati-hati bisa terselip. Bahkan terjerembap jatuh. Benar juga, banyak goweser belum berhasil menjajal jalan berbukit tersebut dan kompak tuntun bike.

Yang gak berani turun pikul sepeda
Tapi ini tak dialami Yesti, srikandi RGC yang sore itu memasang strategi apik. “Saya belakangan aja. Biar yang lain lewat dulu. Soalnya kalau ada teman yang stuck di depan, kita akan sulit menggowes,” katanya menganalisis. Rupanya benar, sesaat kemudian ia merangsak naik, lalu berhasil. Dahsyat! Yesti memang pengalaman. Saat Jamnas 2013 lalu ia terpilih sebagai goweser perempuan tercepat dan diganjar hadiah helm.
Rute RGC sore itu memang agak beda. Beberapa kali para pegiat MTB itu harus tuntun bike. Bukan tak kuat menanjak, tapi beberapa jalan curam harus dilewati dengan cara memikul sepeda masing-masing. Belum lagi obstacle yang menggoda peserta harus menghentikan sepeda secara tiba-tiba.
Medan sekitar ini memang belum familiar. Hanya sedikit yang pernah merambah, salah satunya Hasbi dari A-Team.
Hengky meluncur di obstacle
“Saya aja sampai tersesat. Tahu-tahu ada lubang besar, dan jatuh. Tapi enggak masalah kok,” ujar Sony Yoewono owner Maxi Swalayan sembari memperlihatkan lecet di dengkulnya.
Parahnya, jelang petang itu ada turunan curam berkelok dengan kemiringan sekira 40 derajat! Harus dilewati? Lha iyalah. Tapi semua peserta menggendong tunggangannya masing-masing. Kecuali satu goweser “gila”, siapa lagi kalau bukan Hengky Kawan Bike.
Ia tanpa ragu melewati 20 anak tangga dari tanah liat tersebut. Padahal persis di bawah turunan parit besar menunggu. Namun skill menjawab, goweser berbadan slim ini berhasil menaklukkannya. Action Hengky sore itu jadi tontonan kawanan penggila sepeda gunung tersebut.


Junadi siap-siap di turunan
Setelah lolos membelah bukit dan melewati perkampungan warga, akhirnya rombongan keluar dari padang ilalang itu lantas menelusuri perumahan Sepinggan Pratama di Jalan Syarifuddin Yoes. Sampai di sini para goweser mulai memacu kencang sepeda masing-masing lewat MT Haryono, lalu menerobos jalan perumahan Wika untuk segera tiba di MBB.
Sampai di finis sahabat RGC di jamu opor ayam, bubur kacang hijau, soft drink, dan beragam makanan kecil. Mereka tampak semangat dan antusias. Menikmati hidangan sembari mengamati maket Grand City yang dipajang di atrium MBB. (*)

Jadi sweeper, penulis menyusul di belakang





Tidak ada komentar:

Posting Komentar