Komunitas pesepeda gunung Balikpapan yang tergabung di Rabu Gowes
Community (RGC) kembali menyasak medan menantang. Menerobos padang ilalang,
lalu membelah jalan berbukit di sekitar lahan Grand City, Jalan MT Haryono, Balikpapan.
Meski rute tak panjang sekira 17 km, andrenalin goweser tergali.
|
Foto bareng bersama manajemen Sinarmas Land |
RABU (12/3) sore
pesepeda yang bergabung di RGC Kaltim
Post sudah siap-siap dengan tunggangannya masing-masing. Gowes bareng itu berkumpul
di Le Grandeur Patisserie, kedai terletak di pintu selatan Mal Balikpapan Baru
(MBB).
Sebagai
host RGC kali ini adalah Sinar Mas
Land (SML), developer terkemuka yang sukses membangun kawasan Balikpapan Baru. SML
kini progres pembangunan Grand City di lahan 220 hektare dan tengah gencar menggerojok
pasar hunian elite di Kota Minyak. Tahap awal Grand City baru menggarap 45
hektare.
|
Jalan masuk ke lokasi Grand City |
Sebelum
ramai-ramai menggenjot sepeda, rombongan RGC sekira 50 orang lebih ini lebih dulu
foto bareng. Hadir juga manajemen SML di antaranya Residential Div. Head Erwin
Anggianto, Finance Dept. Head Hendra Lie, Sales and Promotion Section Head Budi Widiyanto, dan
Albert bagian promosi, termasuk General Manager Le Grandeur (LG) Balikpapan
Dicke Indrayana. Seperti diketahui, LG juga masih satu kelompok usaha di bawah payung
bisnis SML.
Komunitas
mountain bike (MTB) yang ambil bagian
di antaranya Blue Bike Community (BBC), Le Grandeur, A-Team, Bike Bike Saja,
Mud Hogs, Hobic, Astra Gowes Community, Bike Buster Team, dan Prudential.
Kemana
rutenya? “Kita masuk ke kawasan pembangunan Grand City,” kata leader RGC Prihandoyo sore itu. Ini memang
permintaan dari host SML, seperti diutarakan
Ocky Muda Saputra, goweser dari BBC yang rajin mengatur jadwal gowes mingguan tersebut.
|
Ramai-ramai tuntunbike di tanjakan |
Jarak
dari MBB ke Grand City tak kelewat jauh, sekira dua kilometeran. Iring-iringan pesepeda
ini mengambil jalan pintas, lewat jalur pintu masuk khusus sepeda motor
perumahan Wika.
Saat
melintasi jalur single track itu
suasana sedikit kurang nyaman. Persoalannya, sore itu tak sedikit kendaraan roda
dua juga melintas di jalur sama. Maklum waktu pulang kerja. Akhirnya, goweser harus
rela jalan satu persatu, bergantian. Iring-iringan pun sedikit melambat.
Selepas
itu, barulah para goweser lega memancal cepat sepedanya. Sampai di depan SMA
Katolik Adisucipto Jalan MT Haryono, mereka kembali turun dari sepeda lantas menggiringnya
ke seberang jalan menuju pintu masuk Grand City.
|
Menerobos padang ilalang |
Bagi
sebagian besar pegiat RGC lokasi ini sesungguhnya tak asing. Sebab, lahan pembangunan
itu sebelumnya pernah menjadi rute Jambore Sepeda Nasional (Jamnas) 2012 Bike for Orangutan. Hampir tiga perempat
dari lokasi tersebut kini bebas terbentang, dan menjadi akses permanen yang
kelak merupakan jalan lingkungan Grand City.
Setelah
menelusuri jalan besar yang sudah tahap pengerasan tersebut, peserta RGC mulai
menapaki jalur off road. Pendakian awal
adalah bukit panjang sekira 200 meter. Tak terlalu menukik, namun bila menjajakinya
diperlukan technical. Pasalnya, di sepanjang
jalur baru itu masih ada sejumlah permukaan tanah yang tak merata. Di sela
setapak ada bekas lintasan air yang lebarnya lebih dari diameter ban MTB. Kalau
tak hati-hati bisa terselip. Bahkan terjerembap jatuh. Benar juga, banyak goweser
belum berhasil menjajal jalan berbukit tersebut dan kompak tuntun bike.
|
Yang gak berani turun pikul sepeda |
Tapi
ini tak dialami Yesti, srikandi RGC yang sore itu memasang strategi apik. “Saya
belakangan aja. Biar yang lain lewat dulu. Soalnya kalau ada teman yang stuck di depan, kita akan sulit menggowes,”
katanya menganalisis. Rupanya benar, sesaat kemudian ia merangsak naik, lalu berhasil.
Dahsyat! Yesti memang pengalaman. Saat Jamnas 2013 lalu ia terpilih sebagai goweser
perempuan tercepat dan diganjar hadiah helm.
Rute
RGC sore itu memang agak beda. Beberapa kali para pegiat MTB itu harus tuntun bike.
Bukan tak kuat menanjak, tapi beberapa jalan curam harus dilewati dengan cara
memikul sepeda masing-masing. Belum lagi obstacle
yang menggoda peserta harus menghentikan sepeda secara tiba-tiba.
Medan
sekitar ini memang belum familiar. Hanya sedikit yang pernah merambah, salah
satunya Hasbi dari A-Team.
|
Hengky meluncur di obstacle |
“Saya
aja sampai tersesat. Tahu-tahu ada lubang besar, dan jatuh. Tapi enggak masalah
kok,” ujar Sony Yoewono owner Maxi Swalayan sembari memperlihatkan
lecet di dengkulnya.
Parahnya,
jelang petang itu ada turunan curam berkelok dengan kemiringan sekira 40
derajat! Harus dilewati? Lha iyalah. Tapi
semua peserta menggendong tunggangannya masing-masing. Kecuali satu goweser
“gila”, siapa lagi kalau bukan Hengky Kawan Bike.
Ia
tanpa ragu melewati 20 anak tangga dari tanah liat tersebut. Padahal persis di bawah
turunan parit besar menunggu. Namun skill
menjawab, goweser berbadan slim ini berhasil
menaklukkannya. Action Hengky sore
itu jadi tontonan kawanan penggila sepeda gunung tersebut.
|
Junadi siap-siap di turunan |
Setelah
lolos membelah bukit dan melewati perkampungan warga, akhirnya rombongan keluar
dari padang ilalang itu lantas menelusuri perumahan Sepinggan Pratama di Jalan Syarifuddin
Yoes. Sampai di sini para goweser mulai memacu kencang sepeda masing-masing lewat
MT Haryono, lalu menerobos jalan perumahan Wika untuk segera tiba di MBB.
Sampai
di finis sahabat RGC di jamu opor ayam, bubur kacang hijau, soft drink, dan beragam makanan kecil. Mereka
tampak semangat dan antusias. Menikmati hidangan sembari mengamati maket Grand
City yang dipajang di atrium MBB. (*)
|
Jadi sweeper, penulis menyusul di belakang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar