Garuda
Indonesia di Balikpapan Permai, Jl Jenderal Sudirman, menjadi host Rabu Gowes
Community (RGC) Kaltim Post, Rabu lalu (19/3). Sekira 70 lebih pegiat sepeda gunung
kembali meniti rute mengasikkan. Hanya 14 km, namun tetap menguras tenaga.
|
Sebelum start ada seremoni jersey RGC yang baru |
WAJAH
ceria
para sahabat goweser tampak sore itu. Bubuhan
penghobi mountain bike (MTB) ini langsung
disambut General Manager (GM) Branch Office Garuda Indonesia Balikpapan, Joseph
Adrian Saul, yang sore itu mengenakan jersey kuning. Saling akrab berkenalan.
Peserta yang baru datang langsung disuguhi bubur kacang
hijau. “Jangan terlalu banyak, ntar gak kuat nanjak,” celetuk seorang kawan goweser.
Rupanya candaan itu tak begitu digubris. Sebagian tetap saja menyantap bubur kacang
hangat dengan nikmatnya.
|
Mulai menanjak di Jl Blora |
Seperti biasa, sebelum berangkat ada acara rutin,
yaitu narsis foto bareng. Kali ini diselingi dengan seremoni penyerahan jersey
terbaru RGC kepada Dandim 0905 Balikpapan Letkol Infanteri Dwi Endro Sasongko dan
GM Garuda Indonesia Balikpapan Joseph Adrian Saul.
Ada juga GM Le Grandeur Dicke Indrayana, dan goweser
jawara Yayan yang menitipkan penghargaan dan trofi yang baru diraihnya kepada pengurus
BCC (Balikpapan Cycling Community). Julak –panggilan Yayan, peringkat pertama
Master B Kejuaraan MTB XC Spektakuler 2014 di Adrenaline Park, Surabaya, 16
Maret lalu.
|
Tanjakan awal samping Bank Danamon |
Jumlah peserta RGC sore itu lumayan banyak. Mereka dari
A-Team, Le Grandeur (LG), Bank Permata, Bank Mandiri, Bike Bike Saja (BBS),
Mudhog, Astra Gowes Community (AGC), Hobic, KGB, Uno’s Gowes, Oil City
Sapidaan, Buster Bike Community, Prudential, Blue Bike Community dan Garuda
Indonesia.
Rombongan sore itu juga diikuti empat srikandi RGC,
masing-masing Louis (LG), Jean (LG), Echy (Bank Permata) dan Handayani.
“Okey, siap-siap,” ujar leader RGC Yoyok. Setelah itu, go… Iring-iringan dari Jl Sudirman
(Markoni), kemudian ke arah kanan samping Bank Danamon. Inilah tanjakan pertama
sekaligus loading para pecandu MTB
sore itu.
|
Semangat mendaki, yang lain tuntunbike |
Lumayan berkeringat. Meniti Jl Blora, kemudian melahap tanjakan samping
STM Pangeran Antasari, lalu melintasi Bukit Sion. Semua dilewati sempurna.
Setelah itu menembus ke Jl Mayjen Sutoyo (Gunung
Malang), belok kiri Jl A Yani (Gunung Sari), lalu menanjak Jl Piere Tendean,
dan berbelok ke arah kanan Jl RE Martadinata. Sepanjang jalan ini peserta RGC
asyik-asyik saja.
Stop sejenak di depan Gedung Wanita sembari menunggu
rombongan di belakang. Setelah itu memasuki perkampungan di Kelurahan Telagasari.
Disinilah tantangan mulai merintang, yaitu tanjakan tajam panjang sekira 50
meter wajib dilewati goweser.
|
Hambatan rantai bermasalah |
Sudah dapat ditebak, tak semua pesepeda berhasil dengan
mulus sampai ke puncak. Aksi tuntunbike ramai-ramai tak terelakkan, tapi tetap sarat
semangat.
Di tanjakan dasyat inilah peserta RGC mulai kocar-kacir.
Ada yang tetap ngotot mendaki, oleng, lalu terhenti di pertengahan. Ada juga memilih
–lebih baik-- mendorong dari bawah. Selebihnya ada yang terpaksa “terduduk” di teras rumah warga.
Lucunya, ada yang memang tak mau memaksakan diri,
tapi malah tertawa-tawa. “Ini gara-gara kenyang makan bubur kacang, makanya gak
kuat nanjak,” godanya enteng, sembari mendorong tunggangannya.
Sebenarnya banyak yang mampu, namun sempitnya track cor-coran itu menyulitkan untuk
saling menyalip. Ini yang membuat peserta kehilangan power. Apalagi saat bersamaan ada kendaraan roda empat milik warga
yang juga menggunakan jalan turunan. Mengusik konsentrasi. Di rute tanjakan ini
salah satu goweser harus kembali ke pangkalan lantaran RD (Rear Derailleur) copot. Wadaw…
|
Harus ngantri di jalan menurun |
Dua srikandi RGC, Echy dan Jean tetap semangat menaklukkan
tanjakan meski tetap campur dorong. “Pergelangan kaki saya agak kejang,” kata
Jean yang duduk di tepi jalan. Tapi sebentar saja, sekian menit kemudian ia bangkit
menggowes lagi.
Sedangkan goweser Bank Mandiri Handja Soekardiono
yang drop, juga harus rehat sejenak.
“Saya black out,” tukasnya, sembari menumpang
duduk di teras rumah warga yang berbaik hati menyuguhkan minuman hangat. Handja
mengaku lama tak latihan di tanjakan.
|
Dwi Endro dan Joseph |
Rute-rute berikutnya adalah keluar masuk kampung
warga Kelurahan Telegorejo dan sejumlah jalan menurun yang curam. Membutuhkan andrenalin.
“Yang gak biasa gowes turunan lebih baik dituntun saja,” saran Hasbi dari
A-Team.
Sebagian tenaga goweser mulai terkuras. Dari sini rombongan
mulai terpisah dua. Ada yang keluar melewati Jl Piere Tendean, lalu ke Jl ARS
Mohammad, dan lurus ke Jl Sudirman. Ada pula yang melanjutkan perjalanan menantang
mendaki kawasan Jl Attaka Besar, Pasir Ridge, dan tembus ke Kelurahan Prapatan.
Rombongan ini dipandu Yoyok, Untung, Doddy, dan Hengky. Sedangkan goweser gaek Julak
Yayan tetap setia menjadi sweeper di rombongan
yang kembali lebih awal.
|
Enjoy di pendakian terakhir |
Rute RGC sore itu lumayan memaksa keringat bercucuran.
“Wah, rutenya gila ya,” celetuk Joseph, bos Garuda itu. Meski begitu, ia tetap tak
menyerah dan menyelesaikan perjalanan hingga finis didampingi Ocky Muda Saputra,
dan Bambang Setyono dari BBC. Yoseph mengharapkan jadwal RGC sebulan sekali digelar
di Garuda Indonesia.
|
Empat srikandi RGC |
Rombongan pertama sampai di finis dijamu nasi Padang
Simpang Raya dan bubur kacang hijau. Sedangkan rombongan berikutnya belasan orang,
tiba terlambat sekira pukul 18.30 Wita, lantaran rute yang ditempuh lebih
panjang. Sebelum bubaran leader Yoyok
menyempatkan untuk mengambil foto kelengkapan kartu anggota RGC yang baru. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar