Minggu, 06 April 2014

Tanjakan Ngacir Kocar-kacir

Garuda Indonesia di Balikpapan Permai, Jl Jenderal Sudirman, menjadi host Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim Post, Rabu lalu (19/3). Sekira 70 lebih pegiat sepeda gunung kembali meniti rute mengasikkan. Hanya 14 km, namun tetap menguras tenaga.

Sebelum start ada seremoni jersey RGC yang baru
WAJAH ceria para sahabat goweser tampak sore itu. Bubuhan penghobi mountain bike (MTB) ini langsung disambut General Manager (GM) Branch Office Garuda Indonesia Balikpapan, Joseph Adrian Saul, yang sore itu mengenakan jersey kuning. Saling akrab berkenalan.

Peserta yang baru datang langsung disuguhi bubur kacang hijau. “Jangan terlalu banyak, ntar gak kuat nanjak,” celetuk seorang kawan goweser. Rupanya candaan itu tak begitu digubris. Sebagian tetap saja menyantap bubur kacang hangat dengan nikmatnya.

Mulai menanjak di Jl Blora
Seperti biasa, sebelum berangkat ada acara rutin, yaitu narsis foto bareng. Kali ini diselingi dengan seremoni penyerahan jersey terbaru RGC kepada Dandim 0905 Balikpapan Letkol Infanteri Dwi Endro Sasongko dan GM Garuda Indonesia Balikpapan Joseph Adrian Saul.
Ada juga GM Le Grandeur Dicke Indrayana, dan goweser jawara Yayan yang menitipkan penghargaan dan trofi yang baru diraihnya kepada pengurus BCC (Balikpapan Cycling Community). Julak –panggilan Yayan, peringkat pertama Master B Kejuaraan MTB XC Spektakuler 2014 di Adrenaline Park, Surabaya, 16 Maret lalu.

Tanjakan awal samping Bank Danamon
Jumlah peserta RGC sore itu lumayan banyak. Mereka dari A-Team, Le Grandeur (LG), Bank Permata, Bank Mandiri, Bike Bike Saja (BBS), Mudhog, Astra Gowes Community (AGC), Hobic, KGB, Uno’s Gowes, Oil City Sapidaan, Buster Bike Community, Prudential, Blue Bike Community dan Garuda Indonesia.
Rombongan sore itu juga diikuti empat srikandi RGC, masing-masing Louis (LG), Jean (LG), Echy (Bank Permata) dan Handayani.
“Okey, siap-siap,” ujar leader RGC Yoyok. Setelah itu, go… Iring-iringan dari Jl Sudirman (Markoni), kemudian ke arah kanan samping Bank Danamon. Inilah tanjakan pertama sekaligus loading para pecandu MTB sore itu. 

Semangat mendaki, yang lain tuntunbike
Lumayan berkeringat. Meniti Jl Blora, kemudian melahap tanjakan samping STM Pangeran Antasari, lalu melintasi Bukit Sion. Semua dilewati sempurna.
Setelah itu menembus ke Jl Mayjen Sutoyo (Gunung Malang), belok kiri Jl A Yani (Gunung Sari), lalu menanjak Jl Piere Tendean, dan berbelok ke arah kanan Jl RE Martadinata. Sepanjang jalan ini peserta RGC asyik-asyik saja.
Stop sejenak di depan Gedung Wanita sembari menunggu rombongan di belakang. Setelah itu memasuki perkampungan di Kelurahan Telagasari. Disinilah tantangan mulai merintang, yaitu tanjakan tajam panjang sekira 50 meter wajib dilewati goweser.
 
Hambatan rantai bermasalah
Sudah dapat ditebak, tak semua pesepeda berhasil dengan mulus sampai ke puncak. Aksi tuntunbike ramai-ramai tak terelakkan, tapi tetap sarat semangat.
Di tanjakan dasyat inilah peserta RGC mulai kocar-kacir. Ada yang tetap ngotot mendaki, oleng, lalu terhenti di pertengahan. Ada juga memilih –lebih baik-- mendorong dari bawah. Selebihnya ada yang terpaksa “terduduk” di  teras rumah warga. 

Lucunya, ada yang memang tak mau memaksakan diri, tapi malah tertawa-tawa. “Ini gara-gara kenyang makan bubur kacang, makanya gak kuat nanjak,” godanya enteng, sembari mendorong tunggangannya.
Sebenarnya banyak yang mampu, namun sempitnya track cor-coran itu menyulitkan untuk saling menyalip. Ini yang membuat peserta kehilangan power. Apalagi saat bersamaan ada kendaraan roda empat milik warga yang juga menggunakan jalan turunan. Mengusik konsentrasi. Di rute tanjakan ini salah satu goweser harus kembali ke pangkalan lantaran RD (Rear Derailleur) copot. Wadaw…

Harus ngantri di jalan menurun
Dua srikandi RGC, Echy dan Jean tetap semangat menaklukkan tanjakan meski tetap campur dorong. “Pergelangan kaki saya agak kejang,” kata Jean yang duduk di tepi jalan. Tapi sebentar saja, sekian menit kemudian ia bangkit menggowes lagi.

Sedangkan goweser Bank Mandiri Handja Soekardiono yang drop, juga harus rehat sejenak. “Saya black out,” tukasnya, sembari menumpang duduk di teras rumah warga yang berbaik hati menyuguhkan minuman hangat. Handja mengaku lama tak latihan di tanjakan.

Dwi Endro dan Joseph
Rute-rute berikutnya adalah keluar masuk kampung warga Kelurahan Telegorejo dan sejumlah jalan menurun yang curam. Membutuhkan andrenalin. “Yang gak biasa gowes turunan lebih baik dituntun saja,” saran Hasbi dari A-Team.

Sebagian tenaga goweser mulai terkuras. Dari sini rombongan mulai terpisah dua. Ada yang keluar melewati Jl Piere Tendean, lalu ke Jl ARS Mohammad, dan lurus ke Jl Sudirman. Ada pula yang melanjutkan perjalanan menantang mendaki kawasan Jl Attaka Besar, Pasir Ridge, dan tembus ke Kelurahan Prapatan. Rombongan ini dipandu Yoyok, Untung, Doddy, dan Hengky. Sedangkan goweser gaek Julak Yayan tetap setia menjadi sweeper di rombongan yang kembali lebih awal.

Enjoy di pendakian terakhir
Rute RGC sore itu lumayan memaksa keringat bercucuran. “Wah, rutenya gila ya,” celetuk Joseph, bos Garuda itu. Meski begitu, ia tetap tak menyerah dan menyelesaikan perjalanan hingga finis didampingi Ocky Muda Saputra, dan Bambang Setyono dari BBC. Yoseph mengharapkan jadwal RGC sebulan sekali digelar di Garuda Indonesia.

Empat srikandi RGC
Rombongan pertama sampai di finis dijamu nasi Padang Simpang Raya dan bubur kacang hijau. Sedangkan rombongan berikutnya belasan orang, tiba terlambat sekira pukul 18.30 Wita, lantaran rute yang ditempuh lebih panjang. Sebelum bubaran leader Yoyok menyempatkan untuk mengambil foto kelengkapan kartu anggota RGC yang baru. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar