Sabtu, 15 September 2012

Tak Harus Fitamin Khusus


Profil Haji Muhammad Nurbaini

Cepat akrab. Itu kesan pertama jika berjumpa dengan kakek yang satu ini. Ia tulus menyapa dengan senyum bagi siapa saja yang melintas bersepeda di dekatnya. Haji Muhammad Nurbaini, namanya. Penampilannya tak loyo, meski usianya kini lebih 70 tahun. Tak perlu sungkan berkenalan  bila Anda bertemu, dan tanyakan kiat-kiat tentang kebugaran tubuh.

Haji M Nurbaini
Hampir di setiap event bersepeda massal, ia pun tak pernah ketinggalan ambil bagian.  Termasuk Gowes Spektakular di Samarinda, ibukota provinsi Kaltim, bulan Juli 2012. Termasuk Gowes Spektakuler di Balikpapan yang berlangsung Mei 2012. Tak ketinggalan Gowes HUT Bhayangkara ke-66 yang diikuti sekitar sepuluh ribu peserta, juga bulan Juli 2012.

Di lingkungan pesepeda, ia cukup terkenal. Biasa dipanggil Haji Alamak. Meski nama aslinya adalah Haji Muhammad Nurbaini. ‘’Dipanggil Haji Alamak agar mudah saja. Alllaaamaaaak…begitu,’’ katanya sembari mengumbar tawa.

Boleh dibilang, Haji Alamak satu-satunya peserta tertua yang masih eksis bila eda event bersepeda massal. Usianya menginjak 70 tahun. Meski umurnya menjelang senja, bukan berarti secara fisik bapak yang satu ini juga menyurut. Anda pasti akan terkejut apabila melihat kecepatan Haji Alamak menggenjot sepeda. Ia justru bisa mengalahkan yang berusia 30 sampai 40 tahunan.

Joged bareng Gubernur Kaltim
Fisiknya memang tangguh. Setiap hari ia bersepeda. Berangkat kerja pun naik sepeda. Dari rumahnya di Jl Prajamuda, belakang SMA Negeri 5 di kawasan Balikpapan Selatan, ia mengayuh sepeda ke tempat kerjanya di Kelurahan Kariangau, Balikpapan Utara, yang jaraknya sekitar 20 km.  Naik turun jalan berbukit sudah menjadi lahapannya setiap hari. 
‘’Saya ada motor, tapi saya lebih memilih naik sepeda. Biar tubuh sehat,’’ kata kakek lima cucu ini. Ia bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan swasta di Kawasan Industri Kariangau (KIK).

Penghobi olahraga yudo, sepakbola, dan berenang ini mengaku sejak kecil memang sudah akrab dengan sepeda pancal. ‘’Kalau naik sepeda saya lebih suka medan yang menantang, seperi off road,’’ kata mantan Kopasus yang purna tugas tahun 1984 ini dan pernah bertugas di Cijantung, Jakarta dan Awang Long, Samarinda.

Bapak berpenampilan kurus dan berkulit hitam ini tampak bugar. Meski raut wajah tuanya tak bisa tersembunyikan. Rambut peraknya menghiasi kepala, namun tatap matanya tetap tajam. ‘’Anak saya umur 43 tahun  kalau mau menjahit, minta tolong saya untuuk memasukkan benang ke lubang jarum,’’ ujarnya memberikan gambaran bahwa penglihatannya masih sempurna.

Selalu tampil dengan kacamata hitam
Ada resep agar tetap bugar? Misalnya fitamin atau makanan suplemen? ‘’Oh, tidak ada. Saya makan sehari-hari biasa saja, tahu tempe,’’ katanya enteng. Yang penting, lanjutnya, jangan stress. Enjoy aja. ‘’Ada penyakit, jangan dipikirkan. Cepat lupakan,’’ ujar Haji Alamak yang acap tampil di panggung hiburan untuk berjoged bila ada event-event sepeda massal.

Enerjik pantang menyerah
Tak saja kegiatan bersepeda massal di Balikpapan yang ia ikuti, tapi juga di Samarinda bahkan sampai ke Sangatta, Kabupaten Kutai Timur.  ‘’Saya pernah bersepeda dari Balikpapan menuju Samarinda bersama teman-teman. Tembus enam jam,’’ katanya. Selama menempuh perjalanan kurang lebih 115 kilometer itu, ia mengaku ada waktu jeda untuk istirahat, sambil menunggu anggota rombongan lainnya.

Bila diperhatikan sekilas sepeda yang dipakai Haji Alamak, sungguh tak bisa disebut istimewa. Ia hanya punya sepeda satu-satunya, Poligon Xtrada 2.0 warna merah. Tak ada aksesori khusus, kecuali lampu muka dan belakang. 
‘’Lampu ini untuk tanda agar kendaraan di depan dan belakang bisa melihat kita dari jauh,’’ kata Haji Alamak yang tak jarang bersepeda malam.
Menurutnya, bersepeda yang baik lebih dititikberatkan pada teknik bersepedanya. Tentu ini tak sekadar teori. ‘’Selebihnya ditunjang dengan fisik, terutama pada kaki dan lutut,’’ urai anggota A-Team Balikpapan Community ini.

Hiiiii....teler juga ya?
 Kepada penulis, ia mengaku ingin mengganti sepedanya dengan yang baru. Mau dijual? ‘’Ya sih, tapi nggak tahu berapa harganya?’’ ujarnya. Apakah Anda tertarik? 
Tapi ada yang menarik, sepeda Pak Tua yang satu ini suspensi depan baru diganti. Ini hadiah doorprize ketika mengikuti gowes offroad ulangtahun Blue Bike Community, 28 Oktober lalu 2012 lalu.
Shock baru diganti
''Shock ini memang sudah lama mau saya ganti. Eh, dapat hadiah. Kebetulan...'' ujarnya. 

Memang, untuk urusan safety sepeda  kakek yang satu ini selalu memprioritaskan. Terbukti, di sepedanya kini dipasang lampu depan, belakang, lampu rem hingga lampu reting. Mantap ya pak. (*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar