Profil Haji Muhammad Nurbaini
Cepat akrab. Itu kesan pertama jika berjumpa
dengan kakek yang satu ini. Ia tulus menyapa dengan senyum bagi siapa saja yang
melintas bersepeda di dekatnya. Haji Muhammad Nurbaini, namanya. Penampilannya
tak loyo, meski usianya kini lebih 70 tahun. Tak perlu sungkan berkenalan bila Anda bertemu, dan tanyakan kiat-kiat
tentang kebugaran tubuh.
Haji M Nurbaini |
Di lingkungan
pesepeda, ia cukup terkenal. Biasa dipanggil Haji Alamak. Meski nama aslinya
adalah Haji Muhammad Nurbaini. ‘’Dipanggil Haji Alamak agar mudah saja. Alllaaamaaaak…begitu,’’
katanya sembari mengumbar tawa.
Boleh dibilang, Haji Alamak satu-satunya peserta tertua yang masih eksis bila eda event bersepeda massal. Usianya menginjak 70 tahun. Meski umurnya menjelang senja, bukan berarti secara fisik bapak yang satu ini juga menyurut. Anda pasti akan terkejut apabila melihat kecepatan Haji Alamak menggenjot sepeda. Ia justru bisa mengalahkan yang berusia 30 sampai 40 tahunan.
Joged bareng Gubernur Kaltim |
‘’Saya ada motor, tapi saya lebih memilih naik sepeda. Biar tubuh sehat,’’ kata kakek lima cucu ini. Ia bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan swasta di Kawasan Industri Kariangau (KIK).
Penghobi
olahraga yudo, sepakbola, dan berenang ini mengaku sejak kecil memang sudah
akrab dengan sepeda pancal. ‘’Kalau naik sepeda saya lebih suka medan yang
menantang, seperi off road,’’ kata mantan Kopasus yang purna tugas tahun 1984
ini dan pernah bertugas di Cijantung, Jakarta dan Awang Long, Samarinda.
Bapak
berpenampilan kurus dan berkulit hitam ini tampak bugar. Meski raut wajah tuanya
tak bisa tersembunyikan. Rambut peraknya menghiasi kepala, namun tatap matanya
tetap tajam. ‘’Anak saya umur 43 tahun kalau mau menjahit, minta tolong saya untuuk
memasukkan benang ke lubang jarum,’’ ujarnya memberikan gambaran bahwa penglihatannya
masih sempurna.
Selalu tampil dengan kacamata hitam |
Enerjik pantang menyerah |
Bila
diperhatikan sekilas sepeda yang dipakai Haji Alamak, sungguh tak bisa disebut
istimewa. Ia hanya punya sepeda satu-satunya, Poligon Xtrada 2.0 warna merah. Tak
ada aksesori khusus, kecuali lampu muka dan belakang.
‘’Lampu ini untuk tanda agar kendaraan di depan dan belakang bisa melihat kita dari jauh,’’ kata Haji Alamak yang tak jarang bersepeda malam.
‘’Lampu ini untuk tanda agar kendaraan di depan dan belakang bisa melihat kita dari jauh,’’ kata Haji Alamak yang tak jarang bersepeda malam.
Menurutnya,
bersepeda yang baik lebih dititikberatkan pada teknik bersepedanya.
Tentu ini tak sekadar teori. ‘’Selebihnya ditunjang dengan fisik, terutama pada kaki dan lutut,’’ urai anggota A-Team Balikpapan Community ini.
Kepada penulis,
ia mengaku ingin mengganti sepedanya dengan yang baru. Mau dijual? ‘’Ya sih,
tapi nggak tahu berapa harganya?’’ ujarnya. Apakah Anda tertarik?
Hiiiii....teler juga ya? |
Tapi ada yang menarik, sepeda Pak Tua yang satu ini suspensi depan baru diganti. Ini hadiah doorprize ketika mengikuti gowes offroad ulangtahun Blue Bike Community, 28 Oktober lalu 2012 lalu.
''Shock ini memang sudah lama mau saya ganti. Eh, dapat hadiah. Kebetulan...'' ujarnya.
Memang, untuk urusan safety sepeda kakek yang satu ini selalu memprioritaskan. Terbukti, di sepedanya kini dipasang lampu depan, belakang, lampu rem hingga lampu reting. Mantap ya pak. (*)
Shock baru diganti |
Memang, untuk urusan safety sepeda kakek yang satu ini selalu memprioritaskan. Terbukti, di sepedanya kini dipasang lampu depan, belakang, lampu rem hingga lampu reting. Mantap ya pak. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar