Kamis, 10 Juli 2014

Paradiso Bukan Jalur ‘’Opa-opa’’

Jalur offroad selalu menjadi idaman bubuhan Rabu Gowes Community (RGC). Bila biasanya melahap rute dalam kota, kali ini para pesepeda gunung kumpulan komunitas ini menjajal lintasan berbukit di kawasan Batakan, Kelurahan Manggar.


Sebelum melahap offroad di gerbang Paradiso
NAIK turun bukit tak harus dihindari ketika iring-iringan pesepeda RGC Kaltim Post menjadwal aktivitas mingguannya di perumahan Borneo Paradiso Batakan, Balikpapan, Rabu, 18 Juni lalu. Rute semi menantang ini diawali dari gerbang perumahan elit besutan PT. Cowel Development Tbk tersebut, pukul 17.00 Wita. Sekira 60an goweser ambil bagian.
Rombongan pegiat sepeda ini disambut manajemen Borneo Paradiso, yakni Direktur Operasional  PT. Cowel Development Tbk Balikpapan Daniel Richard dan Manager Marketing Sylvester S, serta beberapa supervisor di perusahaan pengembang tersebut.

Yuyum dari KGB mendaki bukit
Sebelum roda sepeda menjilat lintasan offroad, penggila MTB ini lebih dulu menyusuri Jalan Mulawarman arah Kelurahan Manggar, sekira tiga kilometer. Tujuannya adalah gapura merah Manggar Sari. Masuk ke “kompleks” tersebut beriringan untuk menapaki setapak di sekitar perkampungan warga. 

Kemudian menembus ke jalur full offroad. Di sinilah daya juang anggota RGC kembali diuji. Beberapa trek lintas alam ini membutuhkan skill dan fisik yang baik. Melahap tanjakan single track, melintas perkebunan warga, menerobos ilalang, kemudian memikul sepeda untuk melantas jembatan ulin yang membentang anak sungai, hingga memacu trek turunan yang membutuhkan ketahanan otot saat kendali handlebar. Termasuk nyali dan fleksibilitas mengadaptasi gravitasi.


Freddy semangat memimpin di tanjakan
Iring-iringan pesepeda ini sempat terputus sekian ratus meter di belakang, lantaran seorang goweser Anshari mengalami trouble; sistem transmisinya terganggu. Setelah dicek ternyata freewheel gir belakang loss! Sepeda sudah pasti kehilangan daya, alias tidak bisa dipancal. Ini gangguan yang jarang terjadi saat bersepeda alam.

Ada jalan keluar? Gak ada. Apa boleh buat, Anshari pun memutuskan kembali ke jalur awal menuntun sepedanya. “Ada rumah warga, dan minta tolong. Kemudian naik ojek,” ujar Anshari, pegiat sepeda yang juga seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah swasta ini.


Eko dari Bank Permata melahap offroad.
Sesungguhnya, jarak trek yang dilintasi RGC sore itu tidak panjang hanya sekira 15 km. Tapi lantaran naik turun bukit, akhirnya energi lumayan terkuras. “Ini bukan lagi jalur opa-opa, tapi jalur jambore,” ujar Zang Freddy yang menunggangi MTB fullsus dengan rim 27,5. Memang benar, sebagian rute ini pernah jadi lintasan Jambore Sepeda Nasional (Jamnas) for Orangutan besutan Le Grandeur dan Kaltim Post.

Beberapa rekan goweser sore itu memang sempat keteteran menaklukkan rute, dengan permakluman harus tuntunbike. Apalagi di saat menjelang finish dimana pegiat MTB ini dihadapkan tanjakan menantang yang lumayan panjang di sekitar pembangunan perumahan Borneo Paradiso. Pesepeda dari Rodalink Balikpapan juga ambil bagian untuk tesride produk terbaru Polygon fullsus.

Benni (kiri) bertransformasi dari motocross
Namun sebagian besar anggota RGC tak menjadikan trek offroad Rabu itu sebuah masalah besar. Apalagi di antara mereka rata-rata memilik jam terbang cukup baik untuk melahap rute serupa. Termasuk soal jarak tempuh. Seperti yang tercatat, beberapa anggota RGC sudah membukukan perjalanan jauh, seperti dari Balikpapan ke Samarinda, Tanah Grogot, Sanga-sanga, dan Tenggarong. Termasuk menjajaki rute-rute ekstrem di Semeru, Bromo, Merapi, Tangkuban Perahu, Malino Sulsel, dan lintasan liar di Bali. Sebagian rider juga berprestasi dan acap menjuarai kejuaraan MTB Race di Kaltim dan di Pulau Jawa.

Tim sweeper menunggu rombongan
Beberapa komunitas MTB yang aktif bergabung di RGC di antaranya, BBC, A-Team, Mudhog, BusterBike, KBS, BBS, KGB, AGC, Hobic, OCS, Aquatic 128, serta goweser dari Bank Permata, Le Grandeur, Blue Sky, Prudential, dan IBM.

Sepeda bareng RGC petang itu berakhir di Club House Borneo Paradiso. Mereka disambut dengan suguhan teh manis, bubur kacang ijo ketan hitam, dan bakwan. Lumayan untuk mengganjal perut. Selain menyantap hidangan dan sekadar bercengkerama, rekan-rekan goweser RGC memetik ide untuk menggelar MTB Race di kawasan Borneo Paradiso. “Treknya bagus untuk race,” kata Misransyah. Ide ini langsung ditangkap Hengky dari Kawan Bike Shop untuk mendukung aktivitas hobi dan prestasi tersebut.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar