Jalur offroad selalu menjadi idaman bubuhan Rabu Gowes
Community (RGC). Bila biasanya melahap rute dalam kota, kali ini para pesepeda
gunung kumpulan komunitas ini menjajal lintasan berbukit di kawasan Batakan,
Kelurahan Manggar.
|
Sebelum melahap offroad di gerbang Paradiso
|
NAIK turun
bukit tak harus dihindari ketika iring-iringan pesepeda RGC Kaltim Post
menjadwal aktivitas mingguannya di perumahan Borneo Paradiso Batakan, Balikpapan,
Rabu, 18 Juni lalu. Rute semi menantang ini diawali dari gerbang perumahan elit
besutan PT. Cowel Development Tbk tersebut, pukul 17.00 Wita. Sekira 60an
goweser ambil bagian.
Rombongan pegiat sepeda
ini disambut manajemen Borneo Paradiso, yakni Direktur Operasional PT. Cowel Development Tbk Balikpapan Daniel
Richard dan Manager Marketing Sylvester S, serta beberapa supervisor di
perusahaan pengembang tersebut.
|
Yuyum dari KGB
mendaki bukit
|
Sebelum roda sepeda
menjilat lintasan offroad, penggila MTB ini lebih dulu menyusuri Jalan
Mulawarman arah Kelurahan Manggar, sekira tiga kilometer. Tujuannya adalah gapura
merah Manggar Sari. Masuk ke “kompleks” tersebut beriringan untuk menapaki
setapak di sekitar perkampungan warga.
Kemudian menembus ke jalur full offroad.
Di sinilah daya juang anggota RGC kembali diuji. Beberapa trek lintas alam ini membutuhkan
skill dan fisik yang baik. Melahap tanjakan single
track, melintas perkebunan warga, menerobos ilalang, kemudian memikul sepeda
untuk melantas jembatan ulin yang membentang anak sungai, hingga memacu trek turunan
yang membutuhkan ketahanan otot saat kendali handlebar. Termasuk nyali dan fleksibilitas mengadaptasi gravitasi.
|
Freddy semangat memimpin di tanjakan
|
Iring-iringan pesepeda ini
sempat terputus sekian ratus meter di belakang, lantaran seorang goweser
Anshari mengalami trouble; sistem
transmisinya terganggu. Setelah dicek ternyata freewheel gir belakang loss!
Sepeda sudah pasti kehilangan daya, alias tidak bisa dipancal. Ini gangguan
yang jarang terjadi saat bersepeda alam.
Ada jalan keluar? Gak ada.
Apa boleh buat, Anshari pun memutuskan kembali ke jalur awal menuntun
sepedanya. “Ada rumah warga, dan minta tolong. Kemudian naik ojek,” ujar
Anshari, pegiat sepeda yang juga seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah
swasta ini.
|
Eko dari Bank Permata melahap offroad.
|
Sesungguhnya, jarak trek
yang dilintasi RGC sore itu tidak panjang hanya sekira 15 km. Tapi lantaran
naik turun bukit, akhirnya energi lumayan terkuras. “Ini bukan lagi jalur
opa-opa, tapi jalur jambore,” ujar Zang Freddy yang menunggangi MTB fullsus dengan
rim 27,5. Memang benar, sebagian rute ini pernah jadi lintasan Jambore Sepeda
Nasional (Jamnas) for Orangutan besutan Le Grandeur dan Kaltim Post.
Beberapa rekan goweser sore
itu memang sempat keteteran menaklukkan rute, dengan permakluman harus
tuntunbike. Apalagi di saat menjelang finish dimana pegiat MTB ini dihadapkan
tanjakan menantang yang lumayan panjang di sekitar pembangunan perumahan Borneo
Paradiso. Pesepeda dari Rodalink Balikpapan juga ambil bagian untuk tesride produk terbaru Polygon fullsus.
|
Benni (kiri) bertransformasi dari motocross
|
Namun sebagian besar
anggota RGC tak menjadikan trek offroad
Rabu itu sebuah masalah besar. Apalagi di antara mereka rata-rata memilik jam
terbang cukup baik untuk melahap rute serupa. Termasuk soal jarak tempuh. Seperti
yang tercatat, beberapa anggota RGC sudah membukukan perjalanan jauh, seperti
dari Balikpapan ke Samarinda, Tanah Grogot, Sanga-sanga, dan Tenggarong.
Termasuk menjajaki rute-rute ekstrem di Semeru, Bromo, Merapi, Tangkuban
Perahu, Malino Sulsel, dan lintasan liar di Bali. Sebagian rider juga berprestasi dan acap menjuarai kejuaraan MTB Race di
Kaltim dan di Pulau Jawa.
|
Tim sweeper menunggu rombongan |
Beberapa komunitas MTB
yang aktif bergabung di RGC di antaranya, BBC, A-Team, Mudhog, BusterBike, KBS,
BBS, KGB, AGC, Hobic, OCS, Aquatic 128, serta goweser dari Bank Permata, Le
Grandeur, Blue Sky, Prudential, dan IBM.
Sepeda bareng RGC petang
itu berakhir di Club House Borneo Paradiso. Mereka disambut dengan suguhan teh
manis, bubur kacang ijo ketan hitam, dan bakwan. Lumayan untuk mengganjal
perut. Selain menyantap hidangan dan sekadar bercengkerama, rekan-rekan goweser
RGC memetik ide untuk menggelar MTB Race di kawasan Borneo Paradiso. “Treknya
bagus untuk race,” kata Misransyah. Ide ini langsung ditangkap Hengky dari
Kawan Bike Shop untuk mendukung aktivitas hobi dan prestasi tersebut.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar