Survei
lokasi selalu menjadi aktivitas awal bubuhan Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim
Post ketika akan merancang event off-road bagi komunitas pesepeda gunung. Dua
pekan berturut-turut para penggila mountain bike ini menerabas kawasan hijau di
timur Balikpapan untuk meniti jalur hidden track.
JADWAL
survei
dipatok Minggu pagi, 14 Desember
lalu. Rombongan kecil RGC ini memancal sepeda ke arah matahari terbit. Menuju pantai wisata Lamaru,
Kecamatan Balikpapan Timur, untuk menelusuri lintasan menantang di kawasan
Teritip. Iring-iringan berjumlah belasan pesepeda dipimpin Prihandoyo. Mereka
menapaki medan beraspal di sepanjang Jalan Mulawarman, lantas merangsak rute off-road di kawasan Sumur Gas Lamaru 1
di Jalan Rantau Bakula.
Trek terjal dan licin sulit digowes |
Meski letih tetap tersenyum |
Mereka melintasi lokasi pembangunan sirkuit balap Teritip,
searah kemudian jalan menurun menyeberangi sungai kecil lalu disambut tanjakan single track. Sesaat kemudian meluncur
beriringan melantas perkebunan karet. Naik turun bukit pun kian diakrabi.
Jalan bebatuan yang mengancam ban sepeda slip
berhasil diatasi penggila mountain bike
ini, meskipun kayuhan sepeda melambat. Rintik gerimis menyertai selama
perjalanan juga tak menghela semangat, justru pegowes kian termotivasi
menyelesaikan rintangan demi rintangan.
Mereka memancal dengan kecepatan sedang melahap
sekira 25 km. Menapak bukit-bukit di kawasan Gunung Binjai, dan kembali ke
Lamaru untuk rehat makan siang.
LAPANGAN
TEMBAK
Survei pekan berikutnya pada 21 Desember 2014. Ada
18 pegiat sepeda dalam rombongan kecil. Mereka dari komunitas Aquatic 128, Rodalink,
BNI 46, BBS, BBC, dan Kobelco. Kali ini muster
point-nya di pertigaan traffic light
kompleks Balikpapan Baru. Pagi itu gerimis kecil sudah menyapa, tak berbeda
seperti pekan lalu.
Lega ketika berada di lahan terbuka |
Cukup memerlukan endurance
yang baik ketika melewati belasan kilometer jalan double track nan seksi. Pada jalan bebatuan ini membuat goweser
terhambat untuk memacu cepat tunggangannya. Pasalnya, jalur macadam yang basah memaksa mereka ekstra
hati-hati. Bila tidak fokus, risiko tergelincir mengancam. Terutama di jalur
menurun yang kiri-kanannya rindang hutan. Beberapa sahabat goweser pun
mengalaminya. Ada yang terjungkal, tergelincir, sampai terperosok ke
semak-semak. Rem dan keseimbangan badan seolah tak akurat, lantaran kontur
tanah yang licin sulit diprediksi. Tantangan lainnya jalan berlumpur yang sukar
diterjang dengan sepeda.
Newbie Sarah Yunike |
Menyisir lereng ladang, melewati setapak
perkampungan warga di sekitar Gunung Binjai, iring-iringan pesepeda ini
menempuh belasan kilometer hingga mencapai Bukit Pringgodani untuk kemudian
menyelesaikan tahapan trek di sekitar Kelurahan Amborawang. Tak jauh dari kawasan
ini sudah masuk di garis batas Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.
Meski kedinginan tetap saja semangat |
WADUK
MANGGAR
Survei berikutnya Minggu 4 Januari lalu. Rute
perpaduan on-road dan off-road yang ditempuh kali ini
berbeda. Titik awal dari seputaran traffic
light Balikpapan Baru, kemudian menelusuri lintasan beraspal Jalan MT Haryono-Jalan Syarifuddin
Yoes, lalu menuju jalan permukiman depan Polda Kaltim, dan langsung menerabas
jalur terbuka di kawasan HER untuk meniti trek tunggal di sekitar instalasi
pengolahan air PDAM Km 8.
Pecah ban segera teratasi |
Tujuan touring
ini adalah Waduk Manggar di Km 12 jalan Soekarno-Hatta. Dari waduk ini lantas
menelusuri setapak dengan berbagai tantangan, seperti jalan licin yang sulit
diprediksi. Single track beralas
kepingan kayu ulin memaksa mereka ekstra hati-hati, wajib soft-pedal. Kalau
tidak, ancaman tergelincir mengintai.
Rintangan yang menyulitkan untuk digowes |
Trouble
pun sempat mewarnai perjalanan. Salah satu sepeda harus dioprek-oprek jadi single gear lantaran rear derailleur yang patah. Sudah pasti
kayuhan melambat dan memerlukan tenaga ekstra.
Rehat di tepi Waduk Manggar |
Beriringan kembali ke jalur onroad menuju kota |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar