Selasa, 24 Februari 2015

Libas Bukit Pasir Tanjung Harapan

Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim Post Balikpapan kembali meniti trek panjang. Kali ini touring ke pantai wisata Tanah Merah, Kelurahan Tanjong Harapan, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara. Kumpulan komunitas pegiat sepeda gunung ini menaklukkan tantangan dengan menempuh sekira 100an Km.

Udara segar di sekitar Tanjong Harapan. 
MINGGU (15/2) pagi pukul 07.00 Wita bubuhan RGC sudah berkumpul di parkiran Ace Hardware, pusat perkakas serba ada di Jalan Jenderal Sudirman. Ada 15 goweser siap-siap menjelajah ke arah timur Balikpapan. Tujuannya adalah pantai wisata Tanah Merah di Kelurahan Tanjong Harapan, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Jalur offroad  butuh endurance prima.

Dari belasan penunggang mountainbike (MTB) itu, ternyata hanya 10 goweser yang menyelesaikan touring Balikpapan-Samboja pergi pulang. Selebihnya memutuskan kembali saat pertengahan jalan lantaran terbentur waktu terkait urusan pribadi.
Trek becek perlu teknik

Pagi yang cerah mendukung perjalanan pegiat MTB ini. Mereka menelusuri puluhan kilometer trek beraspal  di Jalan Sudirman-Jalan Marsma Iswahyudi-Jalan Mulawarman, hingga menapaki enam kilometer jalan cor-coran di kawasan perkampungan warga  pantai Ambalat (Amborawang Darat). Obyek wisata ini merupakan perbatasan antara Balikpapan dan Kutai Kartanegara (Kukar).
Licin mesti hati-hati
Dari Ambalat inilah iring-iringan goweser menjelajahi trek offroad. Mereka menyisir jalan double track di sekitar bukit-bukit kecil berpasir putih yang membelah di antara bentang hutan savana. Tampak pula pemandangan bongkahan-bongkahan tanah dengan lubang besar sisa galian penambangan pasir.

Perjalanan lintas alam mengasikkan ini menyemangati rombongan kecil tersebut untuk segera sampai di pantai Tanah Merah, Tanjong Harapan. Tak ada tantangan berat, kecuali trek berpasir yang agak sulit digowes. Sebagian pesepeda tuntunbike, selebihnya memaksa melibas trek pasir basah sisa hujan. Memancal di medan seperti ini tentu memerlukan energi lebih, pasalnya kedua roda sepeda sedikit terbenam air. 
Melintasi single track di lereng pasir 
Selain tenaga dan keseimbangan prima, penggowes juga butuh kesabaran ekstra.
Di kawasan ini sebelumnya banyak masyarakat menambang pasir kuarsa atau pasir silika yang diperuntukkan material pembangunan, atau keperluan sandblasting untuk pembersihan kerak karat.
Melewati jalur berpasir ini ternyata berisiko juga. Butiran pasir basah itu merekat di rantai, crank, dan sprocket. Kayuhan sepeda akhirnya diiringi suara gerisik yang tak nyaman, dan hal ini ditengarai bisa membuat rantai cepat haus.
Mendaki hutan dan padang savana  .
Setiba di pantai Tanah Merah, pegiat sepeda ini langsung membersihkan sepeda masing-masing. Saat rehat rombongan RGC juga sempat berjumpa dengan tim MTB dari Senipah, dan makan siang bareng di salah satu kedai di pantai wisata tersebut. Ditemani sepoi angin pantai, mereka menyantap Bakso dan Soto Banjar. Lumayan untuk menambah tenaga.


Antri lewati jembatan ulin
Untuk menghindari risiko kerusakan sepeda lantaran medan berpasir tadi, akhirnya rombongan kecil ini memutuskan kembali ke Balikpapan melalui jalur onroad alias beraspal.

Menempuh puluhan kilometer dari Samboja dengan  menaklukkan beberapa tanjakan, bubuhan RGC yang sempat diterpa dehidrasi ini baru tiba di Balikpapan ketika matahari sudah meninggi. 


RGC dan kawan-kawan MTB dari Senipah 
Mereka pun langsung menghadiri undangan santap siang di Kawan Bike Shop (KBS) Sepinggan yang kebetulan sedang ada hajatan. Sekaligus ‘’opname’’ empat sepeda yang perlu dioprek-oprek lantasan trouble. Di KBS ada hidangan makan berat dan pemupus dahaga. Lega juga. (*)


Penulis di gerbang Tanjong Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar