Menjajal Jawa
Pos Cycling Bromo 100 Km (2)
Jawa Pos Cycling
Bromo 100 Km 2016 adalah sukses kali ketiga. Setiap tahun jumlah pesertanya
bertambah. Sebanyak 938 pesepeda dari 13 negara yang menjajal Bromo 16 April
lalu itu adalah bukti event nasional tersebut berdaya pikat.
Iring-iringan melewati kawasan Lapindo. (foto:JP) |
Etape pertama; Surabaya-Pasuruan 60 km.
Kedua; menuju Desa Puspo berjarak 26 km, dan terakhir pendakian berkelok-kelok
14 km menuju Desa Wonokitri Bromo dengan ketinggian 2 ribu meter lebih. Di
etape pemungkas inilah perebutan gengsi King
of Mountain (KoM).
Setiap pit stop peserta mendapat kesempatan rehat, makan dan minum. Ada
jeda untuk meregangkan otot. Saat pemberhentian ini, panitia check point dengan melubangi kartu
peserta sebagai bukti.
Arus lalu lintas umum sepanjang jalan
utama pada etape pertama clear up. Peleton
roadbikers yang laju memadat di badan
jalan ini dipandu mobil pengawal dan petugas kepolisian. Rombongan hanya
terhenti sesaat ketika melantas jalur kereta api. Saat melewati sejumlah desa,
para peserta juga disambut kemeriahan pelajar yang memberi semangat mengibarkan
bendera Merah Putih.
Jelang etape akhir tak sedikit menyerah |
Begitu pula ketika pendakian etape
kedua, hanya marshal, mobil panitia, dan
pendamping berstiker khusus yang berseliweran. Bahkan pada etape terakhir jalur
menuju Wonokitri ditutup total bagi kendaraan roda empat.
Peserta pun tak pernah khawatir
terkendala persoalan teknis. Begitu ban bocor misalnya, panitia langsung sigap menggantikan
dengan roda cadangan. Teknisi dari Cannondale selalu ready. Termasuk asupan, dan minum di perjalanan. Panitia selalu
menyuplai. Pun dengan tenaga medis.
Butuh daya tahan prima untuk nanjak |
Sebagai peserta, kami tak merasakan benturan
persoalan makan minum, maupun kendala teknis. Tim sweeper pun sangat membantu cyclist.
Pendek kata, peserta gak bakal keleleran.
‘’Bagi saya yang baru pertama kali
ikut, event ini terbaik yang pernah saya ikuti. Benar-benar terorganisasi
dengan baik,” tukas Johannes Frandsen asal Denmark.
Rapi dan terkelola dengan apik memang
diakui banyak pihak. ‘’Kita perlu banyak belajar dari penyelenggaraan Jawa Pos
Cycling Bromo,” ujar Direktur Kaltim Post Samarinda Rusdiansyah Aras yang
memantau langsung kegiatan bergengsi tersebut.
Kain basah dikibaskan ke peserta |
Yang ini di luar ekspektasi peserta, ternyata panitia juga
menyediakan gimmick seru untuk
memupus rasa letih goweser. Seperti munculnya sejumlah waria berdandan menor di
tengah jalan. Usil menggoda cyclist
dengan maksud menghibur. Peserta yang enggan disentuh waria itu terpaksa ekstra
cepat mengayuh pedal untuk menghindar.
Ada pula perempuan seksi yang mencuci pakaian di pinggir jalan,
lalu mengibaskan baju basah hingga percikan air mengenai muka peserta.
Jebakan goweser cantik yang pura-pura mengalami ban kempis pun
mewarnai. Ini untuk memancing peserta agar tergoda memberikan bantuan. Ada saja
yang sok setia kawan.
Menjelang finis tampak juga penampilan binaragawan dan musisi
rock. Warna-warni lainnya sejumlah banner
di pinggir jalan dengan kalimat memotivasi peserta.
Penulis tak luput dari godaan |
Sederet gimmick seru
itu memang di-setting panitia agar
peserta tak terlalu merasakan cuaca panas 39 derajat serta diterjang rasa bosan
saat menaklukkan tanjakan menantang. Syukurnya pemandangan hutan pinus di
lereng-lereng pegunungan sangat indah. Menyejukkan mata.
‘’Saya kira ini event bersepeda terbaik yang pernah saya ikuti.
Lebih baik daripada yang pernah saya ikuti di Eropa,” komentar Marthijn Kort, cyclist
dari Belanda yang menjadi runner-up
KoM kategori 41 tahun ke atas.
Goweser cantik pura-pura rusak (foto:JP) |
Ajang climbing terheboh
berlatar wisata itu memang diklaim terbaik dalam hal penggarapan. ‘’Pesertanya
terus bertambah dalam tiga tahun penyelenggaraan. Terima kasih pada seluruh
peserta, khususnya yang datang dari jauh,” ujar Direktur Utama PT Jawa Pos
Koran Azrul Ananda.
Pihaknya kian bersemangat untuk menggelar kembali tahun depan.
Memang ada kebanggaan tak terlupakan bagi cyclist yang berhasil mendaki hingga Wonokitri. Pegiat dari
Balikpapan yang ambil bagian dalam event itu ada 21 orang. ‘’Tahun depan kita
akan berpartisipasi lagi,” ujar Prihandoyo, leader
Rabu Gowes Community (RGC) Kaltim Post. Sampai jumpa di ‘’jalur neraka yang
indah’’. (*)
Pihaknya kian bersemangat untuk menggelar kembali tahun depan.
Mereka King of Mountain diganjar hadiah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar