Menjajal Jawa
Pos Cycling Bromo 100 Km (1)
Sebanyak 938
pesepeda dari 13 negara menjajal Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km yang dihelat 16
April lalu. Ada 21 pegiat asal Balikpapan ambil bagian menaklukkan tanjakan di
ketinggian dua ribu meter lebih.
|
Terhenti menanti kereta api lewat |
BRBC (Balikpapan Road
Bike Community) adalah sekelompok penggemar sepeda ban ramping yang dimotori
Polda Kaltim dan Kaltim Post. Kami
rutin berselancar puluhan kilometer di jalan aspal saban Sabtu dan Minggu
bareng Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs Safaruddin.
BRBC
kali ini ‘’mengirim’’ sejumlah bikers untuk menaklukkan seramnya ketinggian
Gunung Bromo, Jawa Timur. Latihan intensif pun dilakukan dua bulan sebelumnya.
Dikoordinasi captain road BRBC Jack Baronet
dan dipandu atlet Firman Hidayat. Tanjakan kawasan Gunung Dubs menjadi titik
latihan. Poros Balikpapan-Samboja (pp) pun sebagai lintasan untuk memeperkuat endurance.
|
Tetap semangat di etape pertama |
Jumat
pagi (15/4) bubuhan BRBC sudah siap
tempur. Kami berkumpul di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan untuk
terbang ke Surabaya dengan Citylink. Sebagian cyclist sehari sebelumnya sudah menginjakkan kaki di Kota Pahlawan
itu untuk sejumlah persiapan.
Sabtu
pagi (16/4) pukul 5.00 WIB, kami sudah prepared
dengan jersey plus nomor dada, serta tunggangan masing-masing di pelataran Hotel
Best Western Papilio Surabaya tempat kami menginap. Siap meluncur ke titik start
di Mapolda Jawa Timur, Jalan A Yani. Jaraknya hanya sekira 900 meter.
|
Pleton saat melintas Lapindo |
Setibanya
di sana ratusan cyclist sudah tumplek
blek di halaman markas polisi itu. Cuaca pagi cerah. Kemudian pukul 6.00 WIB Gubernur Jatim Soekarwo dan Kapolda
Jatim Anton Setiadji mengangkat bendera start. Wuss…wuss… ratusan pesepeda pun langsung ngacir memadati jalan
utama dipandu mobil pengawal. Iring-iringan paling depan sekira dua ratus bikers dengan jersey kuning adalah captain road. Mereka pemandu dari
Surabaya Road Bike Community. Tujuh di antaranya atlet Pelatnas. Pemacu di lini
depan ada Azrul Ananda, Direktur Jawa Pos Koran sebagai penggagas event.
|
Start untuk rebut predikat KoM |
Para
cyclist ini menjajak etape awal.
Jaraknya sekira 60 km. Dari Surabaya ke Kabupaten Pasuruan meluncur mulus
dengan kecepatan rata-rata 30 km per jam. Setiba di pit stop pertama di Pandapa Pasuruan baru pukul 08.45 WIB.
Rombongan disambut Bupati Irsyad Yusuf. Rehat sebentar untuk makan-minum,
peleton road bikers ini memancal lagi
ke etape selanjutnya. Tetap semangat melahap jarak tempuh 26 km ke pit stop dua di KUD Sembada Desa Puspo.
Saat
menuju pit stop kedua inilah para cyclist mulai disambut tanjakan menjemukan dengan elevasi maksimal
622 meter. Cuaca panas sekira 36 derajat menguras energi. Belum lagi godaan
menipisnya oksigen lantaran posisi di ketinggian. Ratusan pegowes pun mulai
bertumbangan. Panitia sigap. Secepatnya mengevakuasi.
|
Firman Hidayat (kanan) |
Lalu
bagaimana dengan road bikers dari
BRBC? Tangguh! Semua mencapai pit stop
kedua. Total 86 km yang ditempuh belum membuat goweser yang juga aktif
tergabung di Mudhog dan Rabu Gowes Community (RGC) ini kewalahan.
Tibalah
pada ujian utama, yakni lintasan 14 km terakhir melulu pendakian. Melumat
tanjakan ‘’jahanam’’ menuju Desa Wonokitri itu untuk memperebutkan jawara King of Mountain (KoM). Para cyclist andal ini diharapkan harus tiba
di puncak pukul 13.00 WIB.
Seperti
diperkirakan semula, ratusan peserta pun rontok. Ada yang putus asa berhenti.
Terkapar kelelahan. Paling sering diserang kejang otot. Tapi, ada juga yang
ngotot mendaki dengan menumpang sepeda motor, dan nggandol mobil.
‘’Cuaca
panas sekali. Beda dengan tahun 2015,” ujar Sandy Budiwan, goweser pengikut
event yang sama tahun lalu.
|
BRBC berhasil catat KoM |
Hanya
delapan pegiat dari BRBC tak menuntaskan etape pemungkas itu. Terutama pada
posisi 5 kilometer terakhir yang sungguh menyiksa. Belasan lainnya sukses
menyempurnakan pendakian ekstrem, meskipun sebagian jatuh bangun dihajar keram
kaki. ‘’Yang penting bisa berhasil ke finis,” komentar Supriyanto, cyslist BRBC berusia 56 tahun.
Hebatnya,
cyclist Firman Hidayat menembus pita
finis di urutan kedua. Meskipun predikat juara pertama di tangannya harus
terlepas lantaran didiskualifikasi. Firman dengan nomor punggung 340 nekat
mengenakan nama cyclist lain di
kategori U-40. Podium bergengsi ajang climbing
terheboh itu mencatat M Taufiq dari Banyuwangi pendaki tercepat kelompok
U-30 dengan waktu tempuh 1 jam 2 menit 52 detik. Edan, rek! (*)
|
Penulis bertahan di etape dua, seorang cyclist terpaksa didorong dan yang kelelahan di etape akhir. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar