Selasa, 10 Mei 2016

Taklukkan Pendakian Ekstrem

Menjajal Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km (1)

Sebanyak 938 pesepeda dari 13 negara menjajal Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km yang dihelat 16 April lalu. Ada 21 pegiat asal Balikpapan ambil bagian menaklukkan tanjakan di ketinggian dua ribu meter lebih.

Terhenti menanti kereta api lewat
BRBC (Balikpapan Road Bike Community) adalah sekelompok penggemar sepeda ban ramping yang dimotori Polda Kaltim dan Kaltim Post. Kami rutin berselancar puluhan kilometer di jalan aspal saban Sabtu dan Minggu bareng Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs Safaruddin.

BRBC kali ini ‘’mengirim’’ sejumlah bikers untuk menaklukkan seramnya ketinggian Gunung Bromo, Jawa Timur. Latihan intensif pun dilakukan dua bulan sebelumnya. Dikoordinasi captain road BRBC Jack Baronet dan dipandu atlet Firman Hidayat. Tanjakan kawasan Gunung Dubs menjadi titik latihan. Poros Balikpapan-Samboja (pp) pun sebagai lintasan untuk memeperkuat endurance.


Tetap semangat di etape pertama
Jumat pagi (15/4) bubuhan BRBC sudah siap tempur. Kami berkumpul di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan untuk terbang ke Surabaya dengan Citylink. Sebagian cyclist sehari sebelumnya sudah menginjakkan kaki di Kota Pahlawan itu untuk sejumlah persiapan.

Sabtu pagi (16/4) pukul 5.00 WIB, kami sudah prepared dengan jersey plus nomor dada, serta tunggangan masing-masing di pelataran Hotel Best Western Papilio Surabaya tempat kami menginap. Siap meluncur ke titik start di Mapolda Jawa Timur, Jalan A Yani. Jaraknya hanya sekira 900 meter.


Pleton saat melintas Lapindo
Setibanya di sana ratusan cyclist sudah tumplek blek di halaman markas polisi itu. Cuaca pagi cerah. Kemudian pukul 6.00 WIB Gubernur Jatim Soekarwo dan Kapolda Jatim Anton Setiadji mengangkat bendera start. Wuss…wuss… ratusan pesepeda pun langsung ngacir memadati jalan utama dipandu mobil pengawal. Iring-iringan paling depan sekira dua ratus bikers dengan jersey kuning adalah captain road. Mereka pemandu dari Surabaya Road Bike Community. Tujuh di antaranya atlet Pelatnas. Pemacu di lini depan ada Azrul Ananda, Direktur Jawa Pos Koran sebagai penggagas event.


Start untuk rebut predikat KoM
Para cyclist ini menjajak etape awal. Jaraknya sekira 60 km. Dari Surabaya ke Kabupaten Pasuruan meluncur mulus dengan kecepatan rata-rata 30 km per jam. Setiba di pit stop pertama di Pandapa Pasuruan baru pukul 08.45 WIB. Rombongan disambut Bupati Irsyad Yusuf. Rehat sebentar untuk makan-minum, peleton road bikers ini memancal lagi ke etape selanjutnya. Tetap semangat melahap jarak tempuh 26 km ke pit stop dua di KUD Sembada Desa Puspo.

Saat menuju pit stop kedua  inilah para cyclist mulai disambut tanjakan menjemukan dengan elevasi maksimal 622 meter. Cuaca panas sekira 36 derajat menguras energi. Belum lagi godaan menipisnya oksigen lantaran posisi di ketinggian. Ratusan pegowes pun mulai bertumbangan. Panitia sigap. Secepatnya mengevakuasi.


Firman Hidayat (kanan)
Lalu bagaimana dengan road bikers dari BRBC? Tangguh! Semua mencapai pit stop kedua. Total 86 km yang ditempuh belum membuat goweser yang juga aktif tergabung di Mudhog dan Rabu Gowes Community (RGC) ini kewalahan.

Tibalah pada ujian utama, yakni lintasan 14 km terakhir melulu pendakian. Melumat tanjakan ‘’jahanam’’ menuju Desa Wonokitri itu untuk memperebutkan jawara King of Mountain (KoM). Para cyclist andal ini diharapkan harus tiba di puncak pukul 13.00 WIB.

Seperti diperkirakan semula, ratusan peserta pun rontok. Ada yang putus asa berhenti. Terkapar kelelahan. Paling sering diserang kejang otot. Tapi, ada juga yang ngotot mendaki dengan menumpang sepeda motor, dan nggandol mobil.
‘’Cuaca panas sekali. Beda dengan tahun 2015,” ujar Sandy Budiwan, goweser pengikut event yang sama tahun lalu.


BRBC berhasil catat KoM
Hanya delapan pegiat dari BRBC tak menuntaskan etape pemungkas itu. Terutama pada posisi 5 kilometer terakhir yang sungguh menyiksa. Belasan lainnya sukses menyempurnakan pendakian ekstrem, meskipun sebagian jatuh bangun dihajar keram kaki. ‘’Yang penting bisa berhasil ke finis,” komentar Supriyanto, cyslist BRBC berusia 56 tahun.

Hebatnya, cyclist Firman Hidayat menembus pita finis di urutan kedua. Meskipun predikat juara pertama di tangannya harus terlepas lantaran didiskualifikasi. Firman dengan nomor punggung 340 nekat mengenakan nama cyclist lain di kategori U-40. Podium bergengsi ajang climbing terheboh itu mencatat M Taufiq dari Banyuwangi pendaki tercepat kelompok U-30 dengan waktu tempuh 1 jam 2 menit 52 detik. Edan, rek! (*)
Penulis bertahan di etape dua, seorang cyclist terpaksa didorong dan yang kelelahan di etape akhir.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar