Jumat, 05 Oktober 2012

BGB Jeli, Semua Ditangani Sendiri


 Jeli membaca peluang. Mungkin kalimat itu yang pas buat Achmad Subirin, pemilik Borneo Green Biker (BGB). Dengan modal yang relatif tidak besar, ia bersama istrinya mencoba mengais rezeki lewat penyewaan sepeda di arena Car Free Day, Lapangan Merdeka Balikpapan. Pendapatannya lumayan buat nambah belanja dapur.

Peluang penyewaan sepeda di CFD
Pagi-pagi sekali saban hari Minggu Achmad Subirin sudah sibuk dengan sejumlah sepedanya. Ia tampak tekun, menyusun dan memajang sepeda-sepedanya di arena Car Free Day (CFD), yaitu arena bebas kendaraan bermotor. Lokasinya persis di ujung Jalan Sport, Lapangan Merdeka Balikpapan. Kemudian ia memasang standing banner promosi, dan membentang spanduk bertuliskan: Disewakan. Spanduk ini diikat memanjang di sepeda. Ia dibantu adik-adik dan keluarga lainnya. 

Penyewaan sepeda ini bukan pekerjaan utama Subirin. Sejatinya ia adalah seorang pekerja lokasi di lingkungan migas, dengan pola kerja dua minggu di lokasi dan satu minggu off. Bila libur ia manfaatkan untuk menggelar penyewaan sepeda. Dan bila ia sedang bekerja ke lokasi, usaha jasa ini dipercayakan kepada adik-adiknya. Namun untuk urusan keuangan dan pencatatan, tetap dihandel sang istri.

Mengisi waktu libur
Penyewaan sepeda ini baru dimulainya setelah Lebaran Idul Fitri 2012 lalu. ‘’Saya terinspirasi penyewaan sepeda di kota-kota besar, seperti Bandung, Jakarta dan Yogja,’’ ujar Achmad Subirin ketika bincang dengan penulis.

Ia mengamati, selama ini di arena CFD banyak sekali warga berolahraga dengan sepeda santai. Dan ini peluang untuk membuka penyewaan sepeda. Berawal modal Rp 12 juta, ia memesan sepeda tandem sebanyak lima unit di Yogyakarta. ‘’Saya pesan dan desain sendiri. Bahan yang digunakan juga besi yang kuat, konstruksinya kokoh. Sengaja dibuat seperti itu karena untuk disewakan,’’ katanya. Bobot sepeda custom jenis tandem ini sekitar 25 kilogram. 

Selain sepeda tandem untuk berboncengan, ada juga sepeda single yang disewakan. Yang single ini sepeda pabrikan dengan berbagai merek. Ada dua jenis, mountain bike (MTB) dan jenis family, sepeda dengan keranjang di depan. Setelah melihat prospek penyewaan membaik, Achmad Subirin kini menambah unit sepeda rentalnya khusus untuk anak-anak. ‘’Peminat sepeda anak-anak memang ada,’’ ujarnya.

Kalau belum terbiasa tandem perlu dipandu dulu
Tarif sewa untuk sepeda tandem Rp 25 ribu per jam, dan Rp 15 ribu untuk setengah jam. Sedangkan sepeda single Rp 10 ribu. Setiap penyewa harus menitipkan KTP-nya atau tanda pengenal lain. Setelah dicatat baru bisa memakai sepeda. ‘’Boleh juga nitip handphone,’’tukasnya. Ia enggan menyebutkan total omsetnya dalam sehari. Namun ia mengakui lumayan untuk nambah belanja dapur.

Beberapa penyewa sepeda BGB  ini selalu ada yang baru. Namun beberapa di antaranya juga pelanggan. Karena sering berjumpa di arena CFD, antara konsumen dan pemilik penyewaan tampak sudah akrab. Meski begitu, tarif sewa tetap dipatok sesuai ketentuan. Tapi ada juga penyewa yang toleransi. Waktu sewa belum habis, ia sudah mengembalikan sepedanya. ‘’Capek mas, cukup setengah jam aja. Gak kuat kalau satu jam,’’ kata Linda, salah seorang penyewa. BGB pun tak kaku terhadap hal-hal seperti ini.

Akrab dengan konsumen
Menariknya, bila ada kerusakan sepeda Subirin langsung menghendel sendiri. Ia membawa perkakas bengkel sepeda. Begitu ada trouble, ia cekatan memperbaiki saat itu juga. Suatu ketika ada sepeda yang rantainya putus saat disewa, Subirin pun langsung menggantikan dengan sepeda yang lain, dan kemudian memperbaiki rantai yang putus. Alumnus SMA Negeri 1 Balikpapan ini tampaknya benar-benar ingin memberikan layanan terbaik buat konsumennya.

Bila diperhatikan, tempat penyewaan milik Achmad Subirin ini terbilang ramai. Bahkan terkadang harus kualahan memenuhi derasnya permintaan konsumen. Penyewa pun sampai ngantri segala. Untuk mendukung promosi usaha ini, BGB mempunyai akun di jejaring sosial seperti facebook dan twitter.

Setelah Subirin sukses, kini muncul penyewaan sepeda lainnya di lokasi berbeda, dekat Tugu Australia.  Tapi masih di arena CFD. Destinasi di Lapangan Merdeka ini memang membuka prospek jasa penyewaan sepeda seperti ini. Ya biasalah, dimana ada peluang maka ramai-ramai menjemputnya. Hanya saja, waktu jualnya relatif pendek. Yaitu dari pagi pukul 06.00 hingga batas akhir CFD pukul 09.00 Wita. Bagaimana kalau hujan? Ya, otomatis bubar-lah. Dan ini sungguh tak diharapkan.

Memperbaiki rantai putus
Jauh sebelum penyewaan Borneo Green Bike, sebenarnya saya sudah punya ide untuk membuat penyewaan sepeda di CFD. Niat itu saya utarakan dengan kawan sekantor Umar Baki dengan maksud joint. Hitung-hitung belajar untuk jadi intreprenuer. Tapi ide tinggal ide. Kalau gak ada realisasinya, sama juga bo’ong. Bagaimana mas Umar? (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar