Walikota mengangkat bendera start |
Para goweser sejati pecinta offroad
berkumpul lagi di event bertajuk Jambore Sepeda Nasional 2012 (Bike for
Orangutan). Menggilas trek sepanjang 32 kilometer, penggila sepeda gunung ini mendapat
tantangan dasyat. Menerobos hutan Kota Balikpapan, dan menggelinding di jalur
onroad dengan beberapa medan tanjakan yang tak kenal kompromi.
Minggu pagi
pukul 7.00 Wita tanggal 11 November ratusan pecinta gowes berkumpul di
pelataran Hotel Le Grandeur di Jl Jenderal Sudirman. Mereka bersiap-siap
menjajal kemampuan, menguji mental dan memancing andrenalin serta mengendalikan
insting alam liar.
Rute panas Jambore Nasional |
Sebelum
bendera start diangkat oleh Walikota
Balikpapan H Rizal Effendi SE, pegiat sepeda ini lebih dulu melakukan pemasan
senam pagi dipandu instruktur dari Daily Studio. Beberapa saat sebelumnya
dijamu sarapan pagi, ubi rebus, singkong, teh dan kopi. Lumayan untuk
menghangatkan badan. Kegiatan yang bukan bersifat kompetisi ini juga
menyediakan iming-iming hadiah lewat pengundian doorprize.
Peserta memadat di Jl MT Haryono |
Blue Sky Community nyantai saja |
Kenapa sprint? Karena khawatir apabila memacu sepeda medium speed akan terjebak dengan iring-iringan yang memadat. Sementara rute yang dijajaki kelak banyak yang single track. Dan benar, peserta medium speed terjebak dengan pemandangan antrean. Baik untuk medan downhill maupun pun trek uphill. Terjadi penumpukan goweser yang cukup menelan waktu. Berjalan pelan menurun sambil menuntun sepeda. Harus sabar. Lumayan untuk coollingdown.
Namun bejubelnya peserta dalam satu trek ini, justru membuat suasana
silaturahmi kian terasa. Ada rasa kebersamaan.
Mulai disambut aroma tak sedap |
Ini sangat
berbeda dengan goweser yang menjajal sprint.
Skill individu benar-benar teruji. Bahkan jarak antara peserta satu dan peserta
lainnya yang memimpin di depan, relatif cukup jauh. Bisa sepuluh sampai 15
meter. Bila terjadi stag, niscaya akan semakin tertinggal jauh. Dan benar ini
saya rasakan, begitu terpental di tengah hutan kota lantaran out off control, maka tertinggal sekian
menit. Segera bangkit dan genjot lagi, meski nafas di ubun-ubun seperti tinggal
sejengkal lagi. Ngos-ngosan dan mencoba mengusir rasa panik.
Kalau
dibandingkan antara rute onroad dan offroad, lebih banyak rute offroad-nya. Perkiraan saya berkisar 60
: 40 persen. Mudah-mudahan gak meleset. Sebagian trek juga dikategorikan crosscountry, masuk keluar kampung.
Penggowes juga sempat mencicipi beberapa jalur macadam yang bebatuan.
Tak ada pilihan selain mendorong |
Jalan turun pun harus antre |
Setelah itu menuju
kawasan Sungai Ampal dan tembus kompleks Perumahan Balikpapan Baru, kemudian
menelusuri trek offroad menuju
kawasan Straat Tiga dan meluncur ke arah Jl Indrakilla. Sebagian peserta
menuntun sepeda, dan selebihnya memaksa tanjakan. Persis di pertigaan Rumah
Ulin (eks Kantor Pajak), para peserta diberi kesempatan jeda sejenak untuk
membasahi tenggorokan. Beberapa peserta merenggangkan otot di etape pertama
ini. Panitia juga memberikan kelonggaran bagi peserta yang tak mampu, boleh
langsung kembali ke garis finish
menelusuri Jl MT Haryono.
Aksi pikul sepeda ketika masuk hutan kota |
Dari
pertigaan Jl Indrakilla-MT Haryono inilah awalmula andrenalin para goweser
diuji. Pasalnya, rute yang akan dilintasi adalah hutan kota yang berada di
belakang RSU Kanujoso Djatiwibowo. Dari titik awal jalur merah ini, peserta
sudah harus mengangkat sepeda masing-masing menuruni anak tangga. Tak ada
pilihan. Dari sinilah kemampuan individu peserta mulai teruji. Sebab, sepanjang
rute hutan ini adalah single track,
jadi tidak mungkin para peserta jalan secara bergerombol. Apalagi disambut trek
dengan slop kira-kira 30 derajat.
Diperkirakan di dalam hutan ini masih ada binatang berbahaya, semisal ular.
Hujan sehari
sebelumnya yang membasahi kota Balikpapan, sedikitnya ikut berpengaruh. Medan
di tengah hutan yang dilintasi sedikit basah. Arah jalan dari seperempat rute
ini dipandu oleh personel TNI dari Yonif 600 Rider, terutama pada jalur-jalur
yang berat. Selebihnya, para goweser dilepas mengikuti tanda arah dan serpihan
kertas sebagai petunjuk.
Ekspatriat tak mau ketinggalan adu nyali |
Meski sudah
ada pemandu dan tanda, masih ada saja peserta yang tersesat. Dan itu dialami
rekan dari Blue Bike Community (BBC).
‘’Waktu ujicoba rute minggu lalu, setahu saya jalur itu yang benar. Eh ternyata
berubah dan keliru. Saya dan beberapa teman harus mendorong sepeda berbalik
arah,’’ ujar Umar Baki dari BBC. Meski sempat tersesat, Umar dkk mampu
menyelesaikan rute hingga etape terakhir.
Keluar masuk hutan |
Gowes kali
ini memang menjajal rute-rute mengasyikkan, seperti menerobos padang ilalang,
hutan safana, hingga mini belantara yang nyaris tak tembus sinar matahari, serta
bukit terjal dengan sejumlah drop off.
Penggila offroad juga harus mencicipi
jalur road climbs yang memaksa harus mendorong
sepeda ke atas bukit, kemudian melewati beberapa anak sungai. Sepeda tak bisa
dipancal, tapi harus dipikul, lantaran jembatan dengan tiga batang bambu yang
dibuat panitia cukup rawan bisa dilintasi dengan sepeda.
Belum lagi rintangan
ranting dan batang pohon ukuran kecil yang membentang di depan jalan. Kalau
tidak ekstra hati-hati kepala pesepeda bisa menyentuhnya. Ada juga akar rotan
muda merintang di tengah jalan, yang sempat terkait di ban dan rantai sepeda
sebagian peserta. Cukup menghambat.
Sepintas
saya perhatikan, banyak penggowes dengan MTB fulsus yang justru lebih aman saat
melewati jalur-jalur ekstrem ini. Terutama pada rute semi all mountain. Performa endurance
jenis MTB ini rata-rata lumayan baik di medan hutan kecil tersebut.
Selama
menjelajah trek turun naik di antara pepohonan ini tak sedikit peserta yang
kelelahan dan harus terpisah dengan komunitasnya. Selain daya tahan fisik
menurun, ada peserta dari komunitas MTB Samarinda yang pingsan. Ia harus segera
dievakuasi oleh tim sweeper. Salah
satu pesepeda putri dari Rabu Gaul
Community juga nyaris pingsan.
Lega keluar dari trek hutan |
Saya hanya
memanfaatkan waktu jeda ini sekitar setengah menit untuk menambah bekal air
putih. Selain hemat waktu, pada etape
ketiga on road di Jl MT Haryono juga
sangat membutuhkan air untuk menghindari dehidrasi. Beberapa trek roller-coaster, yaitu tanjakan kemudian
disambut jalan menurun harus dilewati peserta di Jl MT Haryono hingga Jl
Syarifuddin Yoes. Rute agak mendingan ketika masuk ke Jl Kutilang hingga tembus ke Jl MT Haryono
Dalam. Sebagian peserta juga memilih rehat sejenak setelah menaklukkan beberapa
tanjakan ini. Mengulur-ulur waktu hingga ke garis finish.
Meskipun tak
memanfaatkan waktu jeda, ada rasa lega ketika posisi sudah berada di pertigaan
Jl MT Haryono-Jl Jenderal Sudirman. Sebab, sekitar 600 meter gerbang finish menyambut dengan terbuka . Rasa
letih terkubur oleh rasa bahagia. Saya bersyukur bisa mengaspalkan roda sepeda di
garis finish berbarengan dengan salah
seorang goweser dari komunitas MTB Bontang, untuk menyusul tim dari Monster Community yang lebih dulu
berkibar di garis akhir. Tuntas sudah penjelajahan Jambore Sepeda Nasional
2012, Bike for Orangutan ini. Sesampai di finish
peserta disambut hiburan musik dari Be-Think Entertainment yang dipandu MC
Ririn Muji.
Satu persatu
peserta sampai ke tujuan akhir. Ada yang sendiri karena terpisah dengan
komunitasnya, ada juga yang tetap kompak masuk ke garis finish meskipun jumlahnya tak utuh. Dapat disebut, hampir seluruh
peserta berwajah letih.
Perhelatan
sepeda akbar ini rampung hingga siang. Panitia juga menjemput para goweser yang
terganjal di lapangan, dengan bantuan armada dari Lanal Balikpapan. Tak semua
peserta berhasil menaklukkan jalur panas ini. Karenanya panitia melibatkan para
pegiat motocross sebagai sweeper bagi peserta yang mengalami
kendala.
Seremoni pengumpulan dana untuk orangutan |
Selain diikuti
pecinta sepeda dari berbagai kota, jamnas tersebut juga menarik minat ekspatriat,
termasuk mantan pembalap nasional Alif
Yuvana yang ikut berbaur meramaikan acara.
Meskipun
event ini bukan kategori kompetisi, tapi saya cukup puas bisa menyelesaikan
rute challenge dengan waktu di bawah estimasi
panitia. Dan alhamdulillah, pulang membawa hadiah sepeda gunung Poligon dari undian doorprize.
Tengkyu banget buat tim dari Hidup Baru (Pandansari) yang sudah membantu menyetingkan MTB fulsus saya. Lumayan untuk offroad.
Dari kegiatan ini panitia berhasil mengumpulkan dana Rp 15 juta untuk disumbangkan ke BOSF (Balikpapan Orangutan Society Foundation). Okey, sampai jumpa di rute menantang lainnya. Oh ya, tengkyu banget buat Mas Ambri dan Mas Okky atas foto-fotonya. (*)
Tengkyu banget buat tim dari Hidup Baru (Pandansari) yang sudah membantu menyetingkan MTB fulsus saya. Lumayan untuk offroad.
Dari kegiatan ini panitia berhasil mengumpulkan dana Rp 15 juta untuk disumbangkan ke BOSF (Balikpapan Orangutan Society Foundation). Okey, sampai jumpa di rute menantang lainnya. Oh ya, tengkyu banget buat Mas Ambri dan Mas Okky atas foto-fotonya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar